Bisnis karoseri diperkirakan akan turun drastis di tahun 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri karoseri tak kuasa menahan hantaman pandemi Covid-19 ke sektor usahanya. Sampai dengan semester kedua tahun ini, para pelaku industri melihat permintaan pasar masih belum pulih seperti periode normal sebelum pandemi.

"Kondisi sekarang memang belum menunjukkan pertumbuhan yang baik," terang Sekretaris Jenderal Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo) T.Y Subagyo kepada Kontan.co.id, Jumat (21/8). Sayangnya Askarindo memiliki keterbatasan untuk memproyeksikan pasar karoseri dan pertumbuhan industri ini.

Sebab kata Subagyo, pelaku industri karoseri yang mendaftarkan diri ke asosiasi baru 40% dari total keseluruhan industri karoseri di Jawa dan Sumatera yang berjumlah 550 perusahaan baik kecil maupun besar. Adapun biasanya tren bisnis industri karoseri cenderung mengikuti pergerakan permintaan pasar mobil nasional.


Lantaran sebagian besar bus, truk dan kendaraan komersial ialah produk dari pabrik karoseri lokal. Dengan prediksi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) bahwa pasar mobil akan merosot 40% tahun ini, menurut Subagyo pasar karoseri juga turut turun dibandingkan tahun lalu hanya saja detil besaran penurunannya belum ada.

Baca Juga: Akibat pandemi Corona, penjualan karoseri Laksana menyusut 70% di kuartal II 2020

Sebelumnya Kementerian Perindustrian (Kemperin) mencatat kapasitas produksi untuk truk mencapai 93.000 unit setiap tahunnya yang menjadi pasar utama industri karoseri. Di tengah pelemahan bisnis karoseri, Subagyo menilai untuk segmen kendaraan angkutan barang alias logistik permintaan tampaknya masih ada.

Beberapa industri karoseri menurutny sudah ada yang memproduksi kendaraan logistik tersebut. "Memang demand logistik masih ada tapi kecil. Sedang bus kondisinya belum baik," urainya. Di tengah pelemahan ekonomi ini, industri karoseri berharap ada stimulus dari pemerintah untuk mendukung efisiensi dan peningkatan daya saing di tubuh industri ini.

Salah satunya asosiasi berharap ada keringanan di Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang mana untuk pembuatan rancang bangun kendaraan masih tinggi yaitu untuk angkutan barang Rp 35 juta dan penumpang Rp 40 juta. "Industri karoseri masih berharap bisa turun. Untuk komponen dan bahan baku yang masih impor agar dapat diberikan fasilitas keringanan Bea Masuk," sebut Subagyo.

Sementara itu dari perusahaan karoseri, PT Adiputro Wirasejati turut mengatakan pasar karoseri masih belum normal. Menurut Jimmy, Marketing Manager Adiputro Wirasejati produksi karoseri perusahaan masih berjalan lamban di tengah merosotnya permintaan.

Baca Juga: Putra Rajawali Kencana (PURA) tambah armada baru di semester I-2020

"Saat ini turun produksinya, kemungkinan sampai akhir tahun masih turun," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (21/8). Adiputro berharap awal tahun depan pasar dapat bergerak kembali.

Sekadar informasi kapasitas produksi karoseri dari Adiputro diketahui bisa mencapai 230 unit per bulan. Rinciannya untuk Bus Enam Roda ke atas sebanyak 150 unit, sedangkan yang 4 roda sekitar 80 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .