Bisnis kartu kredit hanya tumbuh 5%-7%



JAKARTA. Penghentian sementara (suspensi) penambahan nasabah kartu kredit Citibank Indonesia membawa dampak bagi industri kartu kredit di Tanah Air. Bank Indonesia (BI) memprediksi, tahun ini pertumbuhan kartu kredit hanya 5%-7%. Padahal sebelumnya, rata-rata pertumbuhan kartu kredit di Indonesia mencapai 10%-15% per tahun.

Kepala Biro Kebijakan dan Pengembangan Sistem Pembayaran BI Aribowo mengatakan, akibat suspensi tersebut industri perbankan mulai mengerem penerbitan kartu kredit. Mereka ramai-ramai memperbaiki sistem penawaran kartu kredit pada nasabah.

"Rendahnya pertumbuhan kartu kredit hanya terjadi tahun ini, tahun depan sudah normal lagi. Penerbit kartu kredit sedang melakukan penyesuaian karena kasus Citibank," ujarnya, Rabu (18/5).


Penurunan dan pengereman penerbitan kredit tersebut berdampak positif pada industri perbankan. Bank semakin hati-hati dan hanya memberikan kartu kredit pada nasabah yang dianggap memiliki kemampuan dan pendapatan untuk menutupi utang. "Sebelum menyetujui permohonan kartu kredit, bank akan melihat dulu rekam jejak nasabah dalam Sistem Informasi Debitur (SID) dan negative list milik Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) untuk menghindari nasabah nakal," jelas Aribowo.

Meminimalkan NPL

General Manager AKKI Steve Martha mengatakan, penurunan pertumbuhan kartu kredit tahun ini tidak murni karena kasus Citibank saja. Beberapa bank memang tengah melakukan perubahan haluan dan pembenahan bisnis kartu kredit. "Antisipasi kalau aturan BI soal kartu kredit keluar," ujarnya.

Penurunan pertumbuhan kartu kredit juga lantaran gencarnya kampanye perbankan yang menyarankan penggunaan kartu kredit secara bijaksana. Jadi, fokus penerbit bukan pada penambahan kartu, tetapi penggunaan kartu kredit dengan baik sesuai kemampuan, sehingga meminimalisir potensi tagihan macet. "Target awal tumbuh 15%-20%. Adanya kejadian ini kartu diharapkan bisa tumbuh minimal 10%," imbuh Steve.

Direktur Utama Bank BNI Gatot M. Suwondo mengatakan, BNI akan memanfaatkan ceruk yang ditinggalkan Citibank dalam bisnis kartu kredit. Salah satu caranya, meningkatkan penerbitan kartu kredit affinity dengan menggandeng berbagai mitra.

Kini Bank BNI memiliki 19 kartu kredit affinity. Dari jumlah itu, sebanyak 16 merupakan institusi pendidikan, sisanya institusi non-pendidikan. "Di bisnis kartu kredit, kita ingin bundling sama produk lain," ujar Gatot.

Hingga Maret 2011, jumlah kartu kredit yang beredar 14,04 juta kartu. Ini tumbuh 11,34% dibandingkan Maret 2010 yang sukses mengedarkan 12,61 juta kartu kredit.

Adapun total transaksi kartu kredit selama tiga bulan pertama tahun 2011 mencapai Rp 15,67 triliun. Citibank sendiri merupakan penerbit kartu kredit nomor tiga terbanyak di Indonesia setelah Bank Central Asia (BCA) dan Bank Mandiri..

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: