Bisnis Kartu Kredit Perbankan Tetap Tumbuh Meski Daya Beli Melemah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis kartu kredit perbankan masih menunjukkan pertumbuhan meski terjadi penurunan daya beli masyarakat dan kondisi deflasi. Perbankan lebih fokus menyasar nasabah kelas atas (affluent) untuk menjaga keberlanjutan bisnis.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatat pertumbuhan transaksi kartu kredit sebesar 5% secara tahunan hingga Agustus 2024. Meskipun ada penurunan transaksi di sektor barang dan jasa, seperti supermarket, otomotif, dan elektronik, pertumbuhan masih terlihat. 

Menurut GM Divisi Bisnis Kartu BNI, Grace Situmeang, pertumbuhan ini didorong oleh segmen nasabah pegawai, profesional, dan pengusaha. BNI memproyeksikan volume dan nilai transaksi dari segmen ini akan terus meningkat seiring dengan pengembangan produk kartu kredit BNI.


Baca Juga: Sasar Nasabah Kelas Atas, Bisnis Kartu Kredit Perbankan Tetap Sustain

Grace menambahkan, volume transaksi kartu kredit BNI mencapai lebih dari 20 juta transaksi hingga Agustus 2024, dengan pertumbuhan 3% year-on-year (yoy). Transaksi di merchant sektor perjalanan, hotel, dan restoran tumbuh lebih dari 10% yoy.

Saat ini, BNI memiliki sekitar 1,6 juta pengguna kartu kredit.

PT Bank Mega Tbk juga optimistis dengan pertumbuhan bisnis kartu kreditnya. Wakil Direktur Utama Bank Mega, Lay Diza Larentie, mengatakan bahwa meskipun daya beli melemah, transaksi kartu kredit tetap tumbuh, terutama dari segmen kelas menengah ke atas di sektor perjalanan. 

Bank Mega menargetkan pertumbuhan bisnis kartu kredit sebesar 10% yoy hingga akhir 2024, dengan lebih dari 1,2 juta pengguna.

PT Bank UOB Indonesia juga optimistis dengan prospek bisnis kartu kreditnya, terutama dengan peluncuran kartu kredit kolaborasi dengan Telkomsel. 

Baca Juga: Penetrasi Kartu Kredit di Indonesia Masih Rendah

Cards and Payment Head UOB Indonesia, Herman Soesetyo, menyatakan bahwa dampak deflasi tidak signifikan pada bisnis kartu kredit UOB karena fokus pada nasabah kelas atas. UOB menargetkan pertumbuhan yang lebih cepat selaras dengan perkembangan pasar.

Dari segmen syariah, Bank Mega Syariah baru saja meluncurkan produk Syariah Card. Direktur Utama Bank Mega Syariah, Yuwono Waluyo, menyatakan potensi kartu kredit syariah masih besar. 

Bank menargetkan 40.000 pengguna Syariah Card dengan nilai transaksi lebih dari Rp 300 miliar hingga akhir 2024. Strategi akuisisi dilakukan melalui sales officer yang menargetkan perusahaan debitur Bank Mega Syariah serta perusahaan nasional dan multinasional.

Baca Juga: Kredit BRIguna Berikan Akses Mudah Modal Bisnis Bagi Pegawai dan Profesional

Dengan fokus pada nasabah kelas atas dan segmen khusus, perbankan tetap optimis terhadap pertumbuhan bisnis kartu kredit di tengah tantangan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli