JAKARTa. PT Surya Semesta Internusa Tbk menaruh perhatian besar pada bisnis kawasan industri. Ini terlihat dari mayoritas alokasi surat utang senilai US$ 200 juta yang akan mereka terbitkan. Dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) 9 Juni 2015 kemarin, pemegang saham merestui rencana penerbitan surat utang itu. Dari target nilai penerbitan surat utang US$ 200 juta, sebesar 57% atau US$ 114 juta akan digelontorkan ke PT Suryacipta Swadaya, anak perusahaan yang menangani bisnis properti kawasan industri. Ada tiga proyek pengembangan kawasan industri yang akan menjadi fokus garapan Suryacipta Swadaya. Pertama, kawasan industri di Karawang, Jawa Barat.
Johanes Suriadjaja, Presiden Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk bilang, Suryacipta Swadaya tengah menjajaki kerjasama membuat perusahaan patungan (joint venture) dengan perusahaan lokal. Di perusahaan patungan tersebut, Suryacipta Swadaya akan memegang saham mayoritas 51%. Suryacipta Swadaya akan melakukan inbreng tanah dan menjualnya dalam satu kawasan industri. "Kami sama-sama inbreng, terus kalau joint venture-nya sudah terbentuk baru kami bebaskan sama-sama," beber Johanes, usai rapat RUPS, Selasa (9/6). Sebagai informasi, inbreng adalah memasukkan harta sebagai modal perusahaan. Surya Semesta menargetkan perusahaan patungan itu bisa terbentuk di kuartal III-2015. Lalu, hingga akhir tahun nanti bisa membebaskan lahan sekitar 400 hektare (ha). Kedua, kawasan industri di Subang, Jawa Barat. Surya Semesta akan menambah lahan baru seluas 700 ha. Perusahaan berkode saham SSIA di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu berencana mengembangkan mix-used, perumahan dan kawasan industri di atas lahan tersebut. Asal tahu saja, Surya Semesta sudah mengantongi izin pembebasan lahan 2.000 ha di Subang. Hingga kuartal I-2015, perusahaan itu baru membebaskan lahan 200 ha.
Ketiga, kawasan industri di Bekasi, Jawa Barat. Surya Semesta ingin membebaskan lahan 500 ha dan menjadikannya sebagai kawasan industri ringan sekaligus perumahan. Saat ini, mereka sudah membebaskan lahan 300 ha. Alasan Surya Semesta seperti menganakemaskan bisnis kawasan industri karena margin bisnis ini jauh lebih besar ketimbang konstruksi. Padahal bisnis konstruksi adalah kontributor pendapatan terbesar SSIA. Margin properti 73% sedangkan margin bisnis konstruksi 8%. Dus, Surya Semesta berharap kontribusi laba bisnis properti tahun sekitar 60%. Namun untuk menuai margin menggiurkan itu, Surya Semesta harus berinvestasi besar. Selain itu, hasil bisnis itu juga tak bisa langsung dicicipi. Perusahaan itu memperkirakan pengembangan tiga kawasan industri tadi baru berkontribusi ke pendapatan mulai tahun 2017. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan