KONTAN.CO.ID -JAKATRTA. Bisnis keramik Siam Cement Group (SCG) di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan saat ini. Seperti yang diketahui, korporasi asal Thailand tersebut diketahui memiliki beberapa entitas usaha keramik di dalam negeri lewat. Yakni lewat SCG Building Materials, Co. Ltd. yang menjadi pemegang saham mayoritas di PT Keramika Indonesia Asosiasi Tbk (KIAS) dan SCG Distribution Company Limited yang menjadi pemegang saham PT Kokoh Inti Aberama Tbk (KOIN). KIAS misalnya yang masih mendapati bottomline minus di kuartal-I 2019 dan penjualan yang turun di periode tersebut. Handono Warih, Direktur KIAS mengungkapkan bahwa pasar masih dirasakan sulit ditambah harga energi gas di Indonesia masih belum kompetitif.
Namun perusahaan masih tetap optimis, mampu melalui hambatan-hambatan tersebut di masa depan. "Kebijakan yang pertama pasti melakukan penghematan biaya, segala efisiensi harus kami lakukan terutama dipermesinan agar menurunkan cost," ungkapnya saat paparan publik perseroan berlangsung, Kamis (20/6). Melihat prospek bisnis di Indonesia, KIAS sebenarnya menyasar segmen produk middle atau menengah, bukan segmen low end yang secara volume lebih banyak diserap di dalam negeri. Menurut Handono, perusahaan memang dipersiapkan untuk pasar kelas menengah, dipicu dengan pertumbuhan properti dan perumahan di masa mendatang. "Apalagi semester dua nanti proyek infrastruktur pemerintah mulai jalan, diharapkan trend sales akan naik," kata Handono. Sementara berapa besaran market share KIAS di dalam negeri manajemen tidak menerangkan lebih rinci. Namun yang diketahui, kapasitas terpasang perseroan saat ini mencapai 22 juta meter persegi per tahunnya dan utilitasi saat ini, sebut Handono, telah mencapai 85%-90%. Sementara kapasitas terpasang keramik nasional menurut Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) saat ini 550 juta meter persegi per tahun dengan utilisasi rata-rata 67%. Sementara itu perusahaan distribusi keramik dan material bangunan, KOIN, juga bernasib sama dengan KIAS yang harus mendapati pelemahan kinerja bisnis di kuartal-I 2019 ini. KOIN diketahui merupakan distributor resmi produk keramik KIAS dan material bangunan SCG lainnya, untuk keramik manajemen mengakui bahwa penurunan volume penjualan sudah dirasakan sejak awal tahun ini. Mengulik laporan keuangan KOIN sepanjang kuartal-I 2019, penjualan perseroan tercatat sebanyak Rp 409,99 miliar atau turun 9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 450,45 miliar. "Setelah lebaran tahun ini pun belum kelihatan (meningkat)," ujar Susilowati, Sekretaris Perusahaan saat paparan publik perseroan berlangsung, Kamis (20/6). Meski kondisi di awal tahun terasa sulit, perseroan tetap menggenjot performanya karena optimis dengan prospek material bangunan, khususnya keramik di Indonesia. Susilowati menyebutkan, program pemerintah seperti pembangunan satu juta rumah dipercaya dapat merangsang dan menyerap produk keramik di masa depan. Untuk itu perusahaan terus menambah jalur distribusi dan agen di seluruh Indonesia, serta mulai mencari peluang di pasar Kalimantan dan Sumatera. Saat ini KOIN diketahui baru mempunyai 12 cabang dan 3 toko ritel resmi, rencananya tahun ini perseroan bakal menambah 3 toko ritel baru lagi.
Penjualan keramik memang mendominasi pendapatan KOIN sebesar 58% dari total revenue kuartal-I 2019 atau senilai Rp 238,22 miliar. Segmen ini perolehannya penurun 12% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 271,05 miliar. Selain keramik, perusahaan juga punya segmen bisnis semen sak yang berkontribusi 21% dari total revenue selama triwulan pertama tahun ini atau senilai Rp 89,79 miliar. Penjualan semen turun tipis 1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 90,15 miliar. Satu-satunya segmen bisnis yang bertumbuh ialah penjualan granit, dari Rp 45,73 miliar di kuartal-I 2018 tumbuh 20% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 54,33 miliar di kuartal-I 2019. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini