JAKARTA. Mayoritas emiten saham di bawah grup konglomerasi bisnis telah merilis laporan keuangan tahun 2014. Secara umum, bisnis para konglomerat selama tahun 2014 lebih oke ketimbang tahun 2013, kendati dibayangi kejatuhan harga komoditas, koreksi rupiah dan perlambatan ekonomi domestik. Keragaman (diversifikasi) bisnis menjadi salah satu kekuatan bisnis grup usaha raksasa. Satu sektor bisnis boleh saja lesu, namun moncernya lini bisnis lain bisa menyumbat kelesuan tersebut. Grup Lippo milik keluarga Riyadi, misalnya. Hampir seluruh bisnis Lippo tumbuh double digit, utamanya ditopang bisnis ritel dan internet. Bahkan tahun lalu laba PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) naik 108,2% menjadi Rp 2,54 triliun di saat emiten properti lain melambat. LPKR terbantu sokongan pendapatan anak usahanya, PT Siloam International Hospitals Tbk.
Bisnis konglomerat tetap berjaya
JAKARTA. Mayoritas emiten saham di bawah grup konglomerasi bisnis telah merilis laporan keuangan tahun 2014. Secara umum, bisnis para konglomerat selama tahun 2014 lebih oke ketimbang tahun 2013, kendati dibayangi kejatuhan harga komoditas, koreksi rupiah dan perlambatan ekonomi domestik. Keragaman (diversifikasi) bisnis menjadi salah satu kekuatan bisnis grup usaha raksasa. Satu sektor bisnis boleh saja lesu, namun moncernya lini bisnis lain bisa menyumbat kelesuan tersebut. Grup Lippo milik keluarga Riyadi, misalnya. Hampir seluruh bisnis Lippo tumbuh double digit, utamanya ditopang bisnis ritel dan internet. Bahkan tahun lalu laba PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) naik 108,2% menjadi Rp 2,54 triliun di saat emiten properti lain melambat. LPKR terbantu sokongan pendapatan anak usahanya, PT Siloam International Hospitals Tbk.