JAKARTA. Para bankir optimistis, tahun depan bisnis kredit konsumer masih menggiurkan. Sebab, kebutuhan konsumsi masih tinggi. Diperkirakan, kredit konsumer akan tumbuh di atas 20% atau lebih tinggi ketimbang total penyaluran kredit yang diperkirakan tumbuh di 15%-17%. Direktur Bisnis Konsumer Bank Rakyat Indonesia (BRI), Toni Soetirto, mengatakan kredit konsumer di BRI tahun depan diperkirakan tumbuh di kisaran 18%-20% . Sebanyak 80% akan mengalir ke kredit pemilikan rumah (KPR), khususnya untuk kredit rumah pertama. Maklum, masih banyak orang yang belum memiliki rumah. Toni mengatakan, BRI akan bekerjasama dengan pengembang besar dan agen properti untuk menggenjot penyaluran KPR. "Pertumbuhan kredit konsumer khususnya KPR tahun depan masih tinggi," kata Toni menjelaskan.
Sementara 10% sisanya mengalir ke kredit kendaraan bermotor (KKB) dan segmen kartu kredit. Hingga September 2013, bank berpelat merah ini mencatatkan pertumbuhan kredit konsumer sebesar 25,2% menjadi Rp 154,26 triliun dibandingkan periode sama tahun 2012 sebesar Rp 123,90 triliun. Tigor Siahaan, Chief Country Officer Citibank Indonesia, juga memperkirakan kredit konsumer akan tumbuh di kisaran 20%. Menurutnya, tingkat konsumsi di Indonesia masih tinggi karena jumlah kelas menengah semakin banyak. Alhasil, masih ada ruang bagi kredit konsumer untuk tumbuh. Namun, Direktur Konsumer Bank Central Asia (BCA), Henry Koenaifi, justru pesimistis terhadap pertumbuhan kredit konsumer tahun depan. Ia memperkirakan, kredit konsumer BCA hanya tumbuh 10%-12%. Alasannya, kredit konsumer di BCA pada tahun ini sudah naik di atas 30%. Per September 2013, BCA menyalurkan kredit konsumer sebesar Rp 85,06 triliun. Jumlah tersebut melesat 30,1% ketimbang periode sama tahun 2012 sebesar Rp 65,38 triliun. Porsi kredit terbesar disalurkan ke KPR sebesar Rp 52,46 triliun.