Bisnis layanan kargo dan ground handling JAS bergantung peningkatan kapasitas bandara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan pendapatan bisnis PT Jasa Angkasa Semesta sangat bergantung pada peningkatan kapasitas bandara baik dari segi peningkatan landasan pacu pesawat, maupun kapasitas garbarata bandara.

Deputy Director Operations & Services JAS Subiyono menjelaskan misalnya untuk bisnis ground handling, pihaknya tidak memiliki banyak pilihan untuk pengembangan bisnis. “Karena tergantung airllines yang beroperasi di indonesia. Airlines yang beroperasi di indonesia itu sangat tergantung dengan kapasitas airport,” katanya pada Selasa (15/4).

Bandara internasional di mana JAS berada seperti Soekarno-Hatta, Ngurah Rai, Kualanamu, Juanda dilihat Subiyono tidak akan ada banyak perubahan terkait peningkatan kapasitas pesawat. Artinya tidak banyak ruang untuk peningkatan bisnis ground handling dalam waktu dekat.


Sama halnya dengan ground handling, untuk layanan kargo juga sepertinya tidak akan banyak peningkatan dengan masalah yang sama, yakni kapasitas pesawat. Tetapi untuk kargo ada pendapatan yang sedikit lebih dinamis yakni biaya sewa warehouse yang harus dibayar pengirim barang. “Tetapi tetap, pilihan pengiriman barang bukan ke kami, tapi ke maskapai,” jelasnya.

Oleh karena bisnis ground handling dan layanan kargo sangat bergantung dengan kerjasama antara maskapai penerbangan. Hal itu berlaku baik bagi pesawat kargo untuk layanan kargonya, maupun pesawat penumpang untuk ground handling dengan JAS.

Pendapatan yang diperoleh JAS disebut Subiyono merupakan pendapatan kerjasama antara pihaknya dengan maskapai.

Oleh karena ruang tipis untuk pertumbuhan pendapatan, JAS hanya menargetkan pendapatan 10% di tahun ini. Pertumbuhan itu lebih kecil dibanding capaian pertumbuhan pendapatan perusahaan di tahun 2017 yakni sebesar 16%.

Tahun 2016, perusahaan mencatat pendapatan sebesar Rp 1,24 triliun dan di 2017 menjadi Rp 1,49 triliun. Nah, 50% dari total pendapatan perseroan berasal dari layanan ground handling atau sekitar Rp 750 miliar kontribusinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat