JAKARTA. Hujan lebat dengan intensitas tinggi sejak awal pekan ini ternyata tak hanya menghentikan aktivitas warga ibukota. Aktivitas bisnis ekspedisi atau pengiriman barang ternyata juga tidak bisa beroperasi seperti biasa. Mereka mengalami kesulitan dalam hal pengantaran barang, maupun tak bisa menyampaikan titipan kepada konsumen lantaran yang bersangkutan tengah mengungsi. Seperti yang dialami oleh perusahaan ekspedisi JNE. Johari Zein, Chief Executive Officer PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir mengklaim selama dua hari banjir di Jakarta, pihaknya harus menelan kerugian hingga ratusan juta rupiah per harinya. Tanpa menyebut berapa persisnya kerugian yang ia derita, Johari menceritakan banyak terjadi keterlambatan pengiriman barang akibat terhadang genangan banjir dan hujan lebat. "Pada hari pertama banjir 9 September kemarin sekitar 10% paket tidak bisa mencapai penerimanya," ungkapnya kepada KONTAN, Rabu (11/2). Hal tak jauh berbeda juga dialami oleh PT Pos Indonesia. Perusahaan jasa pengiriman pelat merah itu mengaku selama banjir ada sekitar 35% kiriman barang yang tertunda. Abu Sofyan, Humas PT Pos Indonesia mengatakan untuk beberapa wilayah yang tidak bisa terjangkau perusahaan ini memutuskan untuk menunda proses pengantaran. Pada saat kondisi sudah kembali normal pengiriman akan dilakukan dilanjutkan.
Bisnis logistik ikut terhadang banjir
JAKARTA. Hujan lebat dengan intensitas tinggi sejak awal pekan ini ternyata tak hanya menghentikan aktivitas warga ibukota. Aktivitas bisnis ekspedisi atau pengiriman barang ternyata juga tidak bisa beroperasi seperti biasa. Mereka mengalami kesulitan dalam hal pengantaran barang, maupun tak bisa menyampaikan titipan kepada konsumen lantaran yang bersangkutan tengah mengungsi. Seperti yang dialami oleh perusahaan ekspedisi JNE. Johari Zein, Chief Executive Officer PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir mengklaim selama dua hari banjir di Jakarta, pihaknya harus menelan kerugian hingga ratusan juta rupiah per harinya. Tanpa menyebut berapa persisnya kerugian yang ia derita, Johari menceritakan banyak terjadi keterlambatan pengiriman barang akibat terhadang genangan banjir dan hujan lebat. "Pada hari pertama banjir 9 September kemarin sekitar 10% paket tidak bisa mencapai penerimanya," ungkapnya kepada KONTAN, Rabu (11/2). Hal tak jauh berbeda juga dialami oleh PT Pos Indonesia. Perusahaan jasa pengiriman pelat merah itu mengaku selama banjir ada sekitar 35% kiriman barang yang tertunda. Abu Sofyan, Humas PT Pos Indonesia mengatakan untuk beberapa wilayah yang tidak bisa terjangkau perusahaan ini memutuskan untuk menunda proses pengantaran. Pada saat kondisi sudah kembali normal pengiriman akan dilakukan dilanjutkan.