Bisnis lukisan kaligrafi semakin indah di Ramadan



Menata rumah secantik mungkin untuk menyambut hari raya seperti Lebaran yang akan datang beberapa minggu lagi, rasanya sudah menjadi kegiatan rutin tiap tahun masyarakat Indonesia. Tidak hanya dengan membersihkan seluruh sudut rumah, terkadang memperbaharui aneka hiasan dinding seperti lukisan bisa membuat suasana rumah menjadi lebih segar dan menarik.     

Benar saja, para pembuat dan penjual lukisan saat ini sudah mulai merasakan peningkatan penjualan dibandingkan dengan hari-hari biasanya. Keino Reiska, pemilik gerai lukisan online www.hijauart.com mengatakan, tiap tahun jelang Lebaran penjualan lukisan pasti akan naik, terutama jenis lukisan kaligrafi. "Lima belas hari sebelum lebaran, penjualan lukisan kaligrafi akan ramai," kata dia.

Menurut Keino, tren lukisan kaligrafi yang diminati masyarakat saat ini adalah kaligrafi abstrak. Jenis lukisan ini biasanya disukai oleh keluarga-keluarga muda. Berbeda ketika di awal tahun 2000-an, tren ketika itu lukisan kaligrafi dengan huruf arab yang timbul.


Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan, Keino sudah mulai menambah persediaan jumlah lukisan kaligrafi yang lebih banyak ketimbang lukisan biasa. Di luar bulan puasa, lukisan kaligrafi di kiosnya hanya terjual sekitar 30 unit. "Menjelang Lebaran, penjualan lukisan kaligrafi bisa naik menjadi 80 unit," kata Keino.

Dari segi total jumlah penjualan lukisan, dia bilang, relatif sama. Namun, persentase jenis lukisan yang dibeli pada momen jelang Idul Fitri akan melonjak pada lukisan kaligrafi. Ini membuat omzet usahanya pun terkerek naik. Sebab, rata-rata harga jual lukisan kaligrafi lebih mahal ketimbang lukisan biasa.

Keino menjual lukisan bernafaskan Islam di tokonya berkisar Rp 100.000−Rp 3,5 juta per unit. Sementara, lukisan biasa dia jual mulai dari Rp 25.000 per unit, tergantung besar kanvas dan kerumitan gambar. Dia bisa meraih omzet Rp 70 juta pada momen-momen seperti ini. "Biasanya rata-rata omzet saya sekitar Rp 50 juta per bulan," katanya.

Jauharul Maarif, pembuat lukisan di atas kanvas dan ukiran kaligrafi dari kayu dan logam di Jepara, Jawa Tengah juga merasakan hal sama. Pembeli dari kalangan rumah tangga, perusahaan, dan pondok pesantren sudah mulai meningkat. "Biasanya dalam sehari pemesanan lewat online hanya satu atau dua, sekarang sehari bisa ada pemesanan hingga empat unit," ujar Jauharul. Tidak heran omzetnya pun meningkat bisa mencapai  Rp 10 juta−Rp 20 juta. Pada hari-hari biasa, omzet jualan Jauharul tidak sampai Rp 10 juta per bulan.

Saat ini, Jauharul sedang gencar melakukan pemasaran lewat internet. Ini membuat jangkauan pasarnya lebih lebar. Sebelum berjualan lewat online pemesanan hanya di sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur. Saat ini, pemesan juga datang dari luar Jawa. Dia mengaku kaligrafi buatannya sangat memperhatikan detil dan lebih rapi.             n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini