JAKARTA. Seperti halnya ritel, pasar industri mainan pun tengah turun. Asosiasi Mainan Indonesia (AMI) memproyeksi kondisi ini bakal terus berlangsung hingga akhir tahun. Sutjiadi Lukas, Ketua Asosiasi Mainan Indonesia menyebut faktor daya beli yang loyo membuat terjadi penurunan penjualan mainan hingga 10% di paruh pertama tahun ini. "Biasanya Lebaran naik tapi tidak terjadi. Semester kedua nanti kami perkirakan juga turun lagi karena aturan pemerintah yang makin banyak," kata Sutjiadi, Kamis (27/7). Seperti misalnya melakukan penindakan terhadap very high risk importer (VHRI) atau importir ilegal. Apalagi kini negara dan instansi terkait lagi gencar membereskan importir ilegal. "Buat negara mungkin bagus, karena tidak ada pemain yang banting harga.
Bisnis mainan terimbas daya beli
JAKARTA. Seperti halnya ritel, pasar industri mainan pun tengah turun. Asosiasi Mainan Indonesia (AMI) memproyeksi kondisi ini bakal terus berlangsung hingga akhir tahun. Sutjiadi Lukas, Ketua Asosiasi Mainan Indonesia menyebut faktor daya beli yang loyo membuat terjadi penurunan penjualan mainan hingga 10% di paruh pertama tahun ini. "Biasanya Lebaran naik tapi tidak terjadi. Semester kedua nanti kami perkirakan juga turun lagi karena aturan pemerintah yang makin banyak," kata Sutjiadi, Kamis (27/7). Seperti misalnya melakukan penindakan terhadap very high risk importer (VHRI) atau importir ilegal. Apalagi kini negara dan instansi terkait lagi gencar membereskan importir ilegal. "Buat negara mungkin bagus, karena tidak ada pemain yang banting harga.