Di usia yang terbilang masih sangat muda, Ferry Kurniawan sudah sukses berbisnis batik khas Solo dengan omzet puluhan hingga ratusan juta. Kendati omzetnya cukup besar, sejak awal merintis Batik Diajeng Solo, Ferry mengaku tidak hanya memikirkan keuntungan semata. Ferry ingin bisnis batiknya turut mengangkat citra Kota Solo yang terkenal akan motif batiknya. Selain itu, ia juga ingin bisnis yang dikelolanya memberikan dampak sosial bagi lingkungan sekitarnya. Dampak sosial itu salah satunya dengan membuka lapangan pekerjaan selebarlebarnya. "Saya merekrut orang kampung di sekitar lokasi usaha saya," ujarnya.Rumah produksinya sendiri berada di Pringgolayan Serengan Tipes, Solo, Jawa Tengah. Namun, sampai saat ini, baru ada tiga perajin yang bergabung dengannya.
Bisnis makin maju, tapi sulit mencari pembatik (2)
Di usia yang terbilang masih sangat muda, Ferry Kurniawan sudah sukses berbisnis batik khas Solo dengan omzet puluhan hingga ratusan juta. Kendati omzetnya cukup besar, sejak awal merintis Batik Diajeng Solo, Ferry mengaku tidak hanya memikirkan keuntungan semata. Ferry ingin bisnis batiknya turut mengangkat citra Kota Solo yang terkenal akan motif batiknya. Selain itu, ia juga ingin bisnis yang dikelolanya memberikan dampak sosial bagi lingkungan sekitarnya. Dampak sosial itu salah satunya dengan membuka lapangan pekerjaan selebarlebarnya. "Saya merekrut orang kampung di sekitar lokasi usaha saya," ujarnya.Rumah produksinya sendiri berada di Pringgolayan Serengan Tipes, Solo, Jawa Tengah. Namun, sampai saat ini, baru ada tiga perajin yang bergabung dengannya.