Bisnis mal menjaga isi pundi-pundi Pakuwon



JAKARTA. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) menambah amunisi baru untuk memperkuat pendapatan berulang (recurring revenue). Melalui anak usahanya, PT Pakuwon Sentra Wisata (PSW), PWON melakukan penyertaan 33,33% saham di PT Surya Cipta Medika (SCM) yang bergerak di bisnis rumahsakit.

Bagi PWON, bisnis rumahsakit memang hal yang baru dan belum berkontribusi cukup besar. Namun, analis menilai, bisnis baru ini bisa memperkuat pendapatan berulang PWON yang selama ini hanya diraih dari bisnis mal. "Kontribusinya kecil, bisnis rumahsakit hanya upaya manajemen untuk memperkuat basis recurring income," kata analis Batavia Prosperindo Sekuritas, Steven Gunawan.

Menurut dia, pendapatan berulang di bisnis properti bisa menolong kinerja emiten ketika terjadi penurunan pada pendapatan dari bisnis inti. Apalagi jika kondisi ekonomi sedang meredup seperti yang akan terjadi di tahun depan.


Analis Samuel Sekuritas, Benedictus Agung Swandono menambahkan, jika Pakuwon ingin serius berbisnis rumahsakit, emiten ini harus menambah porsi portofolionya. Sebab, nilai penyertaan saham PWON di SCM tak terlalu besar, hanya Rp 31 miliar demi mendapatkan 33,3% saham.

Menurut Benedictus, keseriusan PWON berbisnis rumahsakit harus dilihat lagi beberapa waktu ke depan, terutama jika perseroan ini terus meningkatkan investasinya di bisnis rumahsakit.

Selain bisnis baru di bidang rumahsakit, Benedictus bilang, PWON juga bakal mengoperasikan hotel di Gandaria City - Jakarta, dan Tunjungan Plaza 5, Surabaya.

PWON memang mengandalkan recurring income untuk menggeber pendapatan. Di kuartal III 2013 lalu, menurut hitungan Benedictus, kontribusi pendapatan dari recurring income PWON mencapai 45%, sedangkan development revenue sebesar 55%.

Kinerja PWON di kuartal III 2013 sendiri di atas ekspektasi para analis. Benedictus bilang, pendapatan berulang PWON tumbuh 60%. Itu berasal dari bisnis mal di Gandaria City, Kota Kasablanka di Jakarta dan Tunjungan Plaza di Surabaya. Selama sembilan bulan 2013, PWON mencatat pendapatan Rp 2,31 triliun atau naik 43,48% secara year on year (yoy). Sedangkan, laba bersih mencapai sekitar Rp 894,69 atau naik 55,30%.

Di antara emiten sektor properti lain, Benedictus menilai, kinerja PWON paling positif. Bahkan secara historis, PWON menjadi satu-satunya emiten di sektor properti yang tetap tumbuh positif meskipun dalam masa krisis seperti pada tahun 1997-1998.

Analis Indo Premier Securities, Natalia Sutanto dalam risetnya, akhir bulan lalu, mengatakan, laba bersih PWON hingga September 2013 memenuhi 78% dari target setahun sebesar Rp 1,1 triliun.

Benedictus yakin, meski bisnis properti tahun depan melambat, pendapatan PWON bisa naik 15,18% menjadi Rp 3,49 triliun, dan laba bersih meningkat 35,04% menjadi Rp 1,58 triliun.

Dus, Benedictus dan Steven merekomendasikan buy saham PWON. Benedictus memberi target harga PWON Rp 390 per saham. Harga itu mencerminkan PER 16 kali di 2014. Sedangkan Steven tak memberi target harga.

Adapun, Natalia merekomendasikan hold saham PWON di Rp 340. Harga PWON naik 3,85% ke Rp 270 per saham, Rabu (20/11). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana