Bisnis masih menantang, berikut rekomendasi analis untuk saham Unilever (UNVR)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi yang belum kembali normal, memberatkan usaha  PT Unilever Indonesia (UNVR) dalam meningkatkan kinerja keuangan. Bahkan, tantangan di tahun ini berpotensi lebih berat dari tahun lalu. 

Selama pandemi menekan ekonomi di sepanjang 2020, pendapatan UNVR  tumbuh tipis 0,11% year on year (yoy) ke Rp 42,97 triliun dari Rp 42,92 triliun di tahun sebelumnya. Sementara, laba bersih turun 3,1% yoy menjadi Rp 7,16 triliun, dibandingkan laba tahun 2019 yang sebesar Rp 7,39 triliun. 

Sedangkan, belanja operasional tercatat naik 9,2% menjadi Rp 13 triliun dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 11,9 triliun. 


Baca Juga: Emiten penyewaan kendaraan kompak tambah armada baru pada tahun ini

Kevie Aditya Analis Indo Premier Sekuritas mengatakan pandemi yang membatasi aktivitas industri horeka membuat penjualan Unilever Food Solutions (UFS) menurun sekitar 40% yoy di sepanjang tahun lalu. 

Penjualan ekspor juga mengalami penurunan sebesar 11,41% menjadi Rp 1,81 triliun. Sedangkan, penjualan dalam negeri tumbuh 0,69% menjadi Rp 41,15 triliun. 

Tercatat penjualan produk kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh di pasar domestik naik 0,90% menjadi Rp 28,8 triliun. Sedangkan, penjualan makanan dan minuman tumbuh 0,21% menjadi Rp 12,35 triliun. 

Namun, di kuartal IV-2020, Kevie mencatat penjualan food and refrehment (F&R) tumbuh 9,1% secara tahunan. Artinya, konsumsi rumah tangga dan minuman sehat meningkat permintaannya. Penjualan es krim juga meningkat meski belum mencapai level sebelum pandemi. 

 

UNVR Chart by TradingView

Baca Juga: Wajib gunakan bahan baku lokal untuk proyek pemerintah, ini kata Adhi Karya (ADHI)

Nashrullah Putra Analis Samuel Sekuritas Indonesia memproyeksikan kinerja UNVR di tahun ini berpotensi tumbuh satu digit saja. Usaha UNVR untuk meningkatkan kinerja akan menghadapi tantangan.

Muncul kekhawatiran margin UNVR di tahun ini berpotensi tertekan karena kenaikan harga komoditas, terkhusus crude palm oil (CPO) yang banyak menjadi bahan baku UNVR. "Penguatan dolar AS juga berpotensi menekan laba UNVR di tahun ini," kata Nashrullah, Rabu (10/3). 

Belum lagi, di tengah daya beli masyarakat yang belum kembali ke pra pandemi, Nashrullah mengatakan biaya promosi UNVR akan meningkat. "Sebagai emiten konsumer UNVR dituntut untuk menggenjot pendapatan penjualan, salah satu caranya melalui peningkatan biaya iklan," kata Nashrullah. 

Editor: Tendi Mahadi