KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi yang belum kembali normal, memberatkan usaha PT Unilever Indonesia (UNVR) dalam meningkatkan kinerja keuangan. Bahkan, tantangan di tahun ini berpotensi lebih berat dari tahun lalu. Selama pandemi menekan ekonomi di sepanjang 2020, pendapatan UNVR tumbuh tipis 0,11% year on year (yoy) ke Rp 42,97 triliun dari Rp 42,92 triliun di tahun sebelumnya. Sementara, laba bersih turun 3,1% yoy menjadi Rp 7,16 triliun, dibandingkan laba tahun 2019 yang sebesar Rp 7,39 triliun. Sedangkan, belanja operasional tercatat naik 9,2% menjadi Rp 13 triliun dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 11,9 triliun.
UNVR Chart by TradingView Baca Juga: Wajib gunakan bahan baku lokal untuk proyek pemerintah, ini kata Adhi Karya (ADHI) Nashrullah Putra Analis Samuel Sekuritas Indonesia memproyeksikan kinerja UNVR di tahun ini berpotensi tumbuh satu digit saja. Usaha UNVR untuk meningkatkan kinerja akan menghadapi tantangan. Muncul kekhawatiran margin UNVR di tahun ini berpotensi tertekan karena kenaikan harga komoditas, terkhusus crude palm oil (CPO) yang banyak menjadi bahan baku UNVR. "Penguatan dolar AS juga berpotensi menekan laba UNVR di tahun ini," kata Nashrullah, Rabu (10/3). Belum lagi, di tengah daya beli masyarakat yang belum kembali ke pra pandemi, Nashrullah mengatakan biaya promosi UNVR akan meningkat. "Sebagai emiten konsumer UNVR dituntut untuk menggenjot pendapatan penjualan, salah satu caranya melalui peningkatan biaya iklan," kata Nashrullah. Editor: Tendi Mahadi