KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Seiring berjalannya proyek baik swasta maupun pemerintah setelah libur panjang, maka permintaan akan material bangunan dipercaya bakal bertumbuh. Untuk itu para pelaku usaha telah bersiap memenuhi kebutuhan tersebut. Edy Suyanto, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengatakan tarikan pasar di semester II nanti diprediksi bakal membaik. "Karena secara trend di beberapa tahun terakhir memang pasar naik di semester nanti karena mulai bergulirnya proyek-proyek pemerintah khususnya infrastruktur bangunan fisik," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (16/6). Diharapkan pasca pemilihan umum di tahun ini pasar dapat bergairah kembali. Edy yang juga menjabat sebagai Direktur PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) ini mengatakan jenis keramik yang berpeluang meningkat permintaannya salah satunya segmen menengah ke bawah untuk perumahan rumah bersubsidi dan rusunawa.
"Proyek seperti itu (rusunawa dan subsidi) beberapa tahun ini semakin marak, dampak positif dari Program Dana Desa oleh Pemerintah," katanya. Selain itu ia melihat permintaan dari sektor retail juga meningkat datang dari kegiatan renovasi maupun rumah baru perorangan. Bergeliatnya pasar membuat Asaki memproyeksikan ada pertumbuhan utilisasi produksi nasional tahun ini. Dimana tahun lalu utilitas produksi nasional hanya kisaran 68%, tahun ditargetkan sekitar 75% dari kapasitas terpasang pabrik keramik dalam negeri yang berjumlah 550 juta meter persegi pertahunnya. Sementara itu bagi produsen semen, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) optimis setelah lebaran dan pemilihan umum (pemilu) tahun ini konsumsi semen dapat meningkat kembali. Antonius Marcos, Corporate Secretary INTP mengatakan bahwa volume penjualan semen perseroan sampai Mei tahun ini kurang lebih 6,9 juta ton. "Lebih rendah sedikit dari pencapaian lima bulan pertama tahun kemarin," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (16/6). Sayangnya ia enggan menyebutkan detil penurunan tersebut, yang jelas berkurangnya volume penjualan kata Antonius disebabkan adanya serangkaian aktivitas pemilu di bulan April dan juga curah hujan yang tinggi di awal tahun yang mempengaruhi pengiriman.
Namun memasuki paruh kedua tahun ini, INTP meyakini konsumsi semen akan meningkat lebih baik, terutama di segmen proyek. "Terlebih dengan telah terbentuknya pemerintahan baru maka investor akan sudah mulai berani melakukan ekspansi, dimana sebelumnya pada paruh pertama tahun ini mereka dalam posisi wait and see," sebut Antonius. Ia bilang INTP optimis permintaan semen untuk proyek-proyek akan terus berlanjut di samping efek domino dari telah selesainya beberapa infrastruktur akan mulai bergerak. "Oleh karena itu kami meyakini target pertumbuhan yang kami canangkan tahun ini sebesar 5-6% dapat tercapai," katanya. Sedangkan bagi produsen beton precast seperti PT Wika Beton Tbk (WTON), libur lebaran kemarin tak terlalu berpengaruh bagi bisnis perseroan. Lagi pula bagi perusahaan yang menyasar segmen proyek ini, Yushadi, Manajer Investor Relations bilang kontrak pembelian sudah diteken di periode sebelumnya. Pola bisnis precast, Yushadi bilang tak ubah seperti tahun lalu dan masih cenderung menguat. Selain sektor infrastruktur, segmen proyek lain yang turut menopang bisnis perseroan ialah pembangkit listrik atau energi. Adapun tantangan dalam dunia usaha precast menurut Yushadi pada pengaplikasiannya. "Pemasangan sering di daerah padat, seperti pengerjaan Simpang Susun Semanggi, pekerjaan pondasi hingga precast RS Carolus, Bogor Outer Ringroad. Sejumlah proyek infrastruktur menuntut ketelitian dan kecermatan yang ekstra dalam bekerja," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Minggu (16/6). Namun demikian WTON dapat mengatasinya dan tetap melakukan pekerjaan secara efektif serta efisiensi untuk tetap memperoleh pertumbuhan bisnis yang diinginkan. Seiring ramainya permintaan proyek pembangunan, di tahun ini juga perusahaan berencana menambah kapasitas produksi beton precast sebesar 400.000 ton, sehingga diakhir tahun ini kapasitas produksi bakal menjadi 4 juta ton per tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini