KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan bisnis PT Mayora Indah Tbk (
MYOR) berpotensi cerah seiring ekspansi pabrik dan perluasan pasar ekspor. Namun, di satu sisi MYOR masih berjuang untuk catatkan pertumbuhan laba bersih di tengah kenaikan harga bahan baku. Di sepanjang semester I 2021, pendapatan MYOR tumbuh 18,68%
year on year (yoy) menjadi Rp 13,15 triliun. Namun, laba bersih MYOR masih terkoreksi 0,08% yoy ke Rp 930 miliar. Analis RHB Sekuritas Indonesia,, Michael Wilson Setjoadi, mengatakan laba bersih MYOR terkoreksi karena margin menurun. Tren kenaikan harga komoditas saat ini membuat harga bahan baku MYOR naik dan menekan margin.
Michael memproyeksikan penurunan margin masih akan terjadi secara kuartalan hingga kuartal III 2021. "Agar margin naik, di kuartal IV MYOR berpotensi mulai meningkatkan harga jual," kata Michael, Selasa (12/10).
Baca Juga: Sektor barang konsumsi dinilai prospektif, intip rekomendasi saham INDF hingga UNVR Jika harga bahan baku terus naik, Michael memproyeksikan laba bersih MYOR di sepanjang tahun ini cenderung menurun. Begitu pun pendapatan berpotensi stagnan. Proyeksi tersebut sejalan dengan proyeksi kinerja dari manajemen yang juga mengatakan cenderung konservatif di tahun ini karena pertimbangan pengaruh pandemi.
Sementara, Willy Goutama Analis Maybank Kim Eng Sekuritas menulis dalam risetnya, prospek pertumbuhan kinerja MYOR dalam jangka menengah akan cerah disokong penambahan kapasitas pabrik dan penjualan ekspor yang lebih luas. Ekspansi pabrik MYOR yang mulai dibangun pada kuartal IV-2021 berpotensi meningkatkan kapasitas produksi wafer dan biskuit sebesar 15%-20%. Dengan begitu, Willy memproyeksikan CAGR di 2020-2023 berpotensi naik ke 14% dari 11% di 2016-2019.
Baca Juga: Simak rekomendasi analis untuk saham INDF, ICBP, MYOR, dan UNVR Editor: Noverius Laoli