Bisnis menara SUPR semakin tegap



JAKARTA. PT Solusi Tunas Pratama Tbk kian sumringah menghadapi persaingan bisnis menara telekomunikasi di Tanah Air. Lantaran, perusahaan itu terpilih menjadi pemenang tender menara milik PT XL Axiata Tbk.

Namun belanja menara besar-besaran hingga 3.500 menara itu rupanya cukup menyedot konsentrasi. Manajemen Solusi Tunas menargetkan proses transaksi jual-beli menara dengan XL Axiata itu bisa rampung akhir tahun ini. Alhasil, perusahaan berkode saham SUPR itu belum akan mencicipi tambahan pendapatan penyewaan menara itu. 

Barulah nanti pada tahun depan, perusahaan itu memastikan pendapatan penyewaan menara bakal melonjak. "Tidak di tahun ini karena penyelesaian transaksi ini ditargetkan baru selesai semua akhir tahun ini," ujar Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Solusi Tunas Pratama Juliawati Gunawan kepada KONTAN, Rabu (1/10), tanpa menyebut proyeksi tambahan pendapatan Solusi Tunas tahun depan.


Dengan begitu, manajemen Solusi Tunas Pratama masih tetap berpegang pada target pendapatan tahun ini sebesar Rp 1,04 triliun. Jika target pendapatan itu tercapai, berarti pendapatan sudah tumbuh 23,79% dari pendapatan 2013 yang sebesar Rp 840,09 miliar.

Yang pasti, hingga akhir tahun nanti Solusi Tunas Pratama itu mengempit hampir 7.000 menara. Juliawati memastikan tenancy ratio semua menara Solusi Tunas itu sekitar 1,7 kali. Sekadar informasi, tenancy ratio adalah rasio yang menunjukkan jumlah penyewa yang memasang antena dan infrastruktur lainnya pada sebuah menara. 

Untuk memenangkan lelang menara XL Axiata itu, Solusi Tunas bukannya tak berkorban besar. Pasalnya nilai pembelian menara yang menelan dana Rp 5,6 triliun memaksa perusahaan itu berutang kepada bank. Sayang, Juliawati tak mau blakblakan bank mana yang memberikan pinjaman dan bagaimana skema utang yang didapat.

Jika menilik laporan keuangan yang berakhir Desember 2013 dan 30 Juni 2014, mau tak mau SUPR memang harus mencari dana pihak ketiga untuk mendanai aksi korporasinya. Sebab kas dan setara kas perusahaan itu akhir tahun lalu hanya Rp 525,23 miliar. Rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) sepanjang 2013  juga sudah 1,75 kali.

Sementara kas dan setara kas sepanjang semester I-2014 adalah Rp 243,34 miliar. DER Solusi Tunas pada periode itu adalah 1,87 kali.

Bangun 1.000 menara

Meski harus merogoh kocek dalam untuk belanja menara pada tahun ini, rupanya Solusi Tunas belum ingin berhenti menambah menara. Tahun depan, perusahaan yang menginduk pada PT Deltamas Abadi Makmur ini ingin menambah menara baru dengan cara membangun 1.000 menara. Pembangunan 1.000 menara itu adalah target pada tahun ini yang ditunda lantaran perusahaan berhasil memenangi lelang tender XL Axiata. 

Berdasar catatan KONTAN, jumlah menara Solusi Tunas pada akhir 2013 lalu mencapai 3.000 menara. Lantas, pada kuartal I-2014 jumlah menara perusahaan itu sudah bertambah menjadi 3.200 menara. Jika tahun ini jumlah menara perusahaan itu menjadi  7.000 berkat tambahan akuisisi 3.500 menara XL Axiata, berarti sejak kuartal II-2014, perusahaan itu telah membangun setidaknya 300 menara baru.

Pendapatan Solusi Tunas dari menyewakan menara sepanjang semester I-2014 naik 36,05% dari semester I-2013. Dalam nominal, pendapatan paruh pertama tahun ini tercatat Rp 511 miliar. Namun, laba periode berjalan perusahaan itu terkikis 13,62% menjadi Rp 84,19 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina