KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek PT Widodo Makmur Unggas Tbk (
WMUU) dinilai cukup menjanjikan. Apalagi, emiten ini memiliki memiliki integrasi lengkap pada rantai bisnis sektor unggas, mulai dari pabrik pakan hingga slaughterhouse. Selain itu, berbeda dengan kompetitornya, WMUU juga berfokus pada karkas atau daging ayam yang sudah dipotong kaki dan kepalanya. Segmen karkas menyumbang 88% total penjualan WMUU di tahun 2020. Analis Samuel Sekuritas Nashrullah Putra dalam risetnya yang dirilis pada 4 Mei 2021 menilai, saat ini WMUU berada dalam industri yang memiliki potensi pertumbuhan atraktif. Sebab, konsumsi daging ayam Indonesia masih rendah, hanya 11 kilogram (kg) per tahun, lebih rendah dari Vietnam yang mencapai 14 kg per tahun dan Malaysia 46 kg per tahun.
Baca Juga: Laba Widodo Makmur Unggas (WMUU) melesat 102% pada 2020 Selain itu, daging ayam merupakan sumber protein paling murah saat ini. Saat ini, harga karkas stabil di level Rp 30.000 per kg, sehingga menjadi keunggulan utama dibandingkan segmen ayam DOC & broiler, yang harga jualnya cenderung berfluktuasi. WMUU juga dinilai bisa mengeliminasi risiko inefisiensi supply chain yang saat ini sedang terjadi pada sektor unggas. Nashrullah memelihat WMUU akan berekspansi dengan menaikkan total kapasitas produksinya, khususnya fasilitas rumah potong ayam (RPA) yang di tahun 2021 akan memiliki kapasitas 150.000 ton per tahun, dari 9.000 ton per tahun di tahun 2020, dan fasilitas feedmill yang akan memiliki kapasitas 918 ton per tahun. Ia memproyeksikan penjualan WMUU bakal tumbuh 276% secara yoy menjadi Rp 4,3 triliun di tahun 2021. Sementara laba bersih diperkirakan bakal tumbuh 322% secara yoy menjadi Rp 308 miliar di tahun ini dari Rp 73 miliar di 2020. Namun, Nashrullah mengingatkan, risiko yang membayangi WMUU di tahun ini adalah risiko eksekusi dari pembangunan fasilitas baru, dan pemulihan ekonomi di bawah ekspektasi yang menurunkan permintaan daging ayam.
Nashrullah merekobeli saham mendasikan WMUU dengan target harga Rp 370 per saham.