Bisnis mikro BPR berpotensi tergerus kredit KUR



JAKARTA. Persatuan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) mengakui bahwa bisnis mikro BPR (bank perkreditan rakyat) saat ini bersaing ketat dengan program KUR (kredit usaha rakyat) pemerintah. Hal ini disebabkan karena berdasarkan data OJK per Februari 2017, suku bunga kredit BPR masih diatas 25%. Hal ini jauh dari bunga kredit KUR sebesar 9%. Sebagai gambaran saja, berdasarkan data Perbarindo mayoritas kredit BPR adalah untuk sektor mikro. Sumber KONTAN di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) menyebut, jika BPR tidak meningkatkan layanan maka bisa jadi bisnis mikronya tergerus dengan adanya program KUR pemerintah. Joko Suyanto, Ketua Umum Perbarindo mengatakan BPR sudah mempunyai beberapa strategi untuk mengantisipasi ketatnya persaingan di bisnis kredit mikro. “Salah satunya adalah Perbarindo menggandeng BNI untuk menyalurkan KUR dengan mekanisme linkage ke bank umum,” ujar Joko kepada KONTAN, Rabu (17/5). Saat ini menurut Joko sudah puluhan BPR yang melakukan linkage dengan BNI. Selain itu, Perbarindo akan mengoptimalnya 6000 outlet BPR yang tersebar dari Aceh sampai Papua. Perbarindo menurut Joko juga bekerjasama terkait teknologi ATM dengan QNB Indonesia. Diharapkan nantinya BPR bisa mempunyai teknologi memadai dan semakin kompeten dalam persaingan dengan bank umum. Alex P. Chandra, Komisaris Utama BPR Lestari mengatakan saat ini bank lebih fokus untuk mengembangkan bisnis UKM. “Jadi bukan ke mikro (untuk antisipasi persaingan dengan KUR),” ujar Alex kepada KONTAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan