Bisnis mikro Danamon terus turun, bagaimana nasib karyawan?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Danamon Indonesia Tbk terus mencatat penurunan bisnis kredit mikro program Danamon Simpan Pinjam (DSP) sepanjang 2017 lalu. Terakhir pada 2017 lalu bank berkode saham BDMN ini mencatat penurunan kredit mikro 34% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 6,7 triliun.

Angka penurunan kredit mikro 2017 lebih dalam dibandingkan dengan 2016 yang turun 30% yoy. Dengan bisnis yang terus turun, bagaimana nasib karyawan DSP?

Satinder Pal Singh Ahluwalia, Direktur Keuangan Bank Danamon mengklaim, pada tahun ini tidak akan banyak dilakukan pengurangan pegawai. "Jika ada mungkin kami pertama akan tawarkan pindah ke bisnis lain atau masuk program pensiun dini," kata Satinder kepada Kontan.co.id, Senin (12/2).


Danamon mengklaim sepanjang 2017 bank telah melakukan mediasi dengan karyawan terkait dengan program pensiun dini. Danamon mencatat sampai akhir 2017, jumlah karyawan DSP sebanyak 5.500 orang atau relatif turun cukup banyak dibandingkan 2016.

Satinder bilang pada tahun ini bank akan fokus ke penurunan biaya kredit (cost of credit) di segmen mikro. Cost of credit DSP pada akhir 2017 merupakan terendah sejak 10 tahun, artinya bank semakin efisien dalam menyalurkan kredit mikro ini.

Hal ini memang sejalan dengan rasionalisasi karyawan dan jumlah cabang DSP. Selain itu pada tahun ini bank akan fokus ke perbaikan kualitas aset dari DSP.

Sng Sow Wah, Direktur Utama Bank Danamon mengakui bank memang mengalami tekanan di bisnis mikro. "Tapi kami telah menyelesaikan persoalan ini dengan baik," kata Sng, dalam paparan kinerja, Senin (12/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati