KUALA LUMPUR. Keputusan China melemahkan nilai yuan ibarat pukulan telak bagi pebisnis di kawasan Asia. Pukulan telak ini menghantam ketahanan bisnis miliarder Asia, setidaknya bagi Anthoni Salim dan T. Ananda Krishnan. Dua miliarder Asia ini paling menderita kerugian akibat devaluasi yuan. Sebab, markas bisnis dua miliarder ini, yakni Indonesia dan Malaysia, turut mengalami pelemahan nilai tukar terparah terhadap kurs dollar Amerika Serikat (AS). Salim yang menguasai konglomerasi bisnis di Indonesia harus rela mengalami tekanan beban utang valas lebih besar pasca dealuasi yuan. Hitungan Bloomberg, utang valas Salim mencapai US$ 3,8 miliar. Sedangkan, sebagai pemilik operator seluler Malaysia, Maxis Bhd, Krishnan memiliki utang US$ 2,3 miliar.
Bisnis miliarder Salim dan Krishnan terpukul
KUALA LUMPUR. Keputusan China melemahkan nilai yuan ibarat pukulan telak bagi pebisnis di kawasan Asia. Pukulan telak ini menghantam ketahanan bisnis miliarder Asia, setidaknya bagi Anthoni Salim dan T. Ananda Krishnan. Dua miliarder Asia ini paling menderita kerugian akibat devaluasi yuan. Sebab, markas bisnis dua miliarder ini, yakni Indonesia dan Malaysia, turut mengalami pelemahan nilai tukar terparah terhadap kurs dollar Amerika Serikat (AS). Salim yang menguasai konglomerasi bisnis di Indonesia harus rela mengalami tekanan beban utang valas lebih besar pasca dealuasi yuan. Hitungan Bloomberg, utang valas Salim mencapai US$ 3,8 miliar. Sedangkan, sebagai pemilik operator seluler Malaysia, Maxis Bhd, Krishnan memiliki utang US$ 2,3 miliar.