KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Legalisasi ganja untuk kebutuhan medis telah berhasil membuka peluang bisnis baru di Thailand. Beragam olahan ganja kini mulai bereda, mulai dari teh, pasta gigi, hingga makanan ringan. Bulan lalu, pemerintah Thailand resmi mendekriminalisasi seluruh pabrik pengolahan ganja. Tanaman ini pun dikeluarkan dari daftar narkotika. Sebelum ini, Thailand pada tahun 2018 telah menjadi negara Asia Tenggara pertama yang melegalkan ganja untuk penggunaan medis dan penelitian.
Mengutip
Reuters, produk komersial berbahan ganja yang disetujui oleh regulator makanan dan obat-obatan dapat mengandung cannabidiol (CBD), bahan kimia dalam ganja yang tidak membuat penggunanya mabuk. Regulator membatasi kandungan tetrahydrocannabinol (THC), zat pemabuk dalam ganja, pada olahan apa pun hanya 0,2%.
Baca Juga: PBB: Konsumsi Ganja Meningkat, Risiko Depresi pun Meningkat Menghidupkan Bisnis dan Menyehatkan Masyarakat
Saat ini, bisnis olahan produk ganja mulai berkembang. Produk seperti pasta gigi, teh, sabun dan makanan ringan mulai beredar bebas sesuai dengan regulasi yang ada. Banyak masyarakat yang memiliki masalah kesehatan pun mengaku cukup terbantu dengan adanya beragam olahan yang bisa didapat dengan cukup mudah. "Ini memberi saya tidur yang nyenyak dan nyaman," kata Pakpoom Charoenbunna, pengkonsumsi teh susu yang mengandung ganja. Surawut Samphant, pemilik toko ganja bernama Channherb, juga cukup terbantu dari segi bisnis. Tokonya cukup diuntungkan dengan produk pasta gigi ganja.
Baca Juga: Resmi Legal untuk Medis, Pemerintah Thailand akan Distribusikan 1 Juta Biji Ganja Beberapa pengguna pasta gigi ini umumnya mengalami masalah pada infeksi gusi. Penggunanya pun mengaku bahwa masalah kesehatan mereka mulai hilang berkat pasta gigi ganja tersebut.
Toko makanan ringan juga mulai menjual beragam kue dengan campuran ganja. Banyak pembeli mengaku kini memiliki kualitas tidur yang lebih baik dan merasa lebih segar. Dilansir dari
Reuters, Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul memperkirakan industri ini bisa bernilai lebih dari US$ 3 miliar dalam lima tahun. Salah satu sosok terdepan yang mengusahakan legalisasi ganja ini berharap semua pihak tetap memanfaatkan tanaman ini dengan cara positif. "Saya ingin melihat orang menjadi kaya karena produk ini dengan cara yang positif. Kebijakan saya tentang ganja hanya berfokus pada tujuan medis dan perawatan kesehatan. Itu saja," tegasnya.