JAKARTA. Rencana pembatasan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tak hanya mengkhawatirkan produsen kendaraan bermotor tetapi juga para pebisnis pelumas. Pasalnya, bila penjualan kendaraan bermotor turun, maka permintaan pelumas juga akan turun pula. Menurut Ketua Dewan Penasehat Perhimpunan Distributor Importir dan Produsen Pelumas Indonesia (Perdippi) Paul Toar, permintaan pelumas tahun ini semestinya meningkat. Sebab, naiknya penjualan kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat, pasti akan mengerek permintaan oli. "Itu secara otomatis," ujarnya (7/2). Namun, ia khawatir, kebijakan pemerintah membatasi pemakaian BBM bersubsidi akan menghambat penjualan otomotif tahun ini. Jika ini terjadi, tentu akan berdampak terhadap pasar pelumas.
Bisnis oli bisa terpukul pembatasan BBM subsidi
JAKARTA. Rencana pembatasan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tak hanya mengkhawatirkan produsen kendaraan bermotor tetapi juga para pebisnis pelumas. Pasalnya, bila penjualan kendaraan bermotor turun, maka permintaan pelumas juga akan turun pula. Menurut Ketua Dewan Penasehat Perhimpunan Distributor Importir dan Produsen Pelumas Indonesia (Perdippi) Paul Toar, permintaan pelumas tahun ini semestinya meningkat. Sebab, naiknya penjualan kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat, pasti akan mengerek permintaan oli. "Itu secara otomatis," ujarnya (7/2). Namun, ia khawatir, kebijakan pemerintah membatasi pemakaian BBM bersubsidi akan menghambat penjualan otomotif tahun ini. Jika ini terjadi, tentu akan berdampak terhadap pasar pelumas.