JAKARTA. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) masih menghadapi masa sulit di tahun ini. Biaya produksi pakan ternak berpotensi meningkat dan kondisi ini bisa menyeret kinerja perusahaan. Alhasil, laba bersih CPIN bakal tergerus akibat kenaikan harga bahan baku dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Mengutip laporan keuangan CPIN pada semester I 2015, emiten ini mencatatkan penjualan neto Rp 15,25 triliun, tumbuh 5,75% year-on-year (yoy). Dari jumlah itu, lini bisnis produksi pakan ternak berkontribusi Rp 11,36 triliun atau 74,48% total penjualan. Di kuartal II 2015 (April hingga Juni), penjualan lini bisnis pakan ternak Rp 5,68 triliun, tumbuh 0,05% atau stagnan dibandingkan kuartal I 2015. Bahkan, laba kotor lini bisnis ini pada kuartal II 2015 tergerus 20% daripada kuartal I 2015 menjadi Rp 923 miliar. Penjualan lini bisnis pakan ternak adalah cermin lesunya permintaan.
Bisnis pakan ternak CPIN kurang berkotek
JAKARTA. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) masih menghadapi masa sulit di tahun ini. Biaya produksi pakan ternak berpotensi meningkat dan kondisi ini bisa menyeret kinerja perusahaan. Alhasil, laba bersih CPIN bakal tergerus akibat kenaikan harga bahan baku dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Mengutip laporan keuangan CPIN pada semester I 2015, emiten ini mencatatkan penjualan neto Rp 15,25 triliun, tumbuh 5,75% year-on-year (yoy). Dari jumlah itu, lini bisnis produksi pakan ternak berkontribusi Rp 11,36 triliun atau 74,48% total penjualan. Di kuartal II 2015 (April hingga Juni), penjualan lini bisnis pakan ternak Rp 5,68 triliun, tumbuh 0,05% atau stagnan dibandingkan kuartal I 2015. Bahkan, laba kotor lini bisnis ini pada kuartal II 2015 tergerus 20% daripada kuartal I 2015 menjadi Rp 923 miliar. Penjualan lini bisnis pakan ternak adalah cermin lesunya permintaan.