JAKARTA. Rupiah masih terkapar. Bahkan, kemarin (5/3), nilai mata uang Garuda di pasar spot sempat menyentuh Rp 13.052 per dollar AS, level terendah sejak Agustus 1998. Pelemahan rupiah turut menekan industri yang menggantungkan bahan bakunya pada produk impor, termasuk mereka yang memiliki utang valuta asing. Salah satu contohnya adalah produsen pakan ternak, PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk (JPFA). Analis Buana Capital Michael Ramba menilai, pelemahan rupiah bisa mempengaruhi laba bersih JPFA. Maklum, emiten ini memiliki utang dollar AS lumayan gede. Dia mencatat, saat ini JPFA memiliki utang obligasi sebesar US$ 225 juta. "Kami memperkirakan, kondisi ini dapat berpengaruh terhadap margin JPFA karena biaya bunga akan naik," kata Michael kepada KONTAN. Sebagai produsen pakan ternak, JPFA juga tertekan. Sebab, bahan baku pakan ternak masih impor. Tapi penguatan dollar AS dibarengi penurunan harga bahan baku lantaran harga komoditas global turun.
Bisnis pakan ternak menjadi andalan Japfa
JAKARTA. Rupiah masih terkapar. Bahkan, kemarin (5/3), nilai mata uang Garuda di pasar spot sempat menyentuh Rp 13.052 per dollar AS, level terendah sejak Agustus 1998. Pelemahan rupiah turut menekan industri yang menggantungkan bahan bakunya pada produk impor, termasuk mereka yang memiliki utang valuta asing. Salah satu contohnya adalah produsen pakan ternak, PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk (JPFA). Analis Buana Capital Michael Ramba menilai, pelemahan rupiah bisa mempengaruhi laba bersih JPFA. Maklum, emiten ini memiliki utang dollar AS lumayan gede. Dia mencatat, saat ini JPFA memiliki utang obligasi sebesar US$ 225 juta. "Kami memperkirakan, kondisi ini dapat berpengaruh terhadap margin JPFA karena biaya bunga akan naik," kata Michael kepada KONTAN. Sebagai produsen pakan ternak, JPFA juga tertekan. Sebab, bahan baku pakan ternak masih impor. Tapi penguatan dollar AS dibarengi penurunan harga bahan baku lantaran harga komoditas global turun.