Bisnis peer to peer lending kian ketat



JAKARTA. Bermunculannya wadah (market place) pinjam meminjam langsung alias peer to peer lending (P2P) membuat persaingan bisnis pembiayaan semakin ketat. Meski makin banyak pemain, permintaan pembiayaan masih tetap tinggi di tahun ini.

PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku), semisal, selama 14 bulan beroperasi telah menyalurkan pinjaman Rp 95 miliar. Iwan Kurniawan, Chief Operational Officer Modalku bilang, target pasar mereka yakni pelaku usaha kecil menengah (UKM). Penyaluran pinjaman Modalku berkisar Rp 50 juta-Rp 2 miliar dengan tenor tiga bulan, enam bulan hingga 24 bulan.

"Meski semakin banyak pemain P2P, kami tidak khawatir terhadap persaingan. Tujuan kami saat ini hadir untuk mengedukasi masyarakat, sehingga pelaku P2P bisa berjalan beriringan," kata Iwan kepada KONTAN, Rabu (8/3).


Proses penyaluran pinjaman pada Modalku tidak serta merta tersalurkan. Terkadang, dana dari investor perlu menunggu untuk disalurkan. Skema penyaluran dana di Modalku berasal dari banyak investor kepada banyak peminjam. Nantinya, Modalku selaku penyelenggara P2P mendapat fee dari investor dan juga dari peminjam.

Khusus bulan ini, Modalku membuka kesempatan bagi investor untuk menanamkan uangnya mulai dari Rp 1 juta dari semula minimum investasi Rp 10 juta. Dari investasi tersebut, investor berpotensi memetik imbal hasil 15%. Namun khusus investor yang investasi berulang, dapat mengantongi return di atas 25%.

Imbal hasil menarik

Iwan tak menargetkan penyaluran pinjaman sepanjang 2017. Dalam tiga bulan terakhir, Modalku mencatatkan penyaluran pinjaman Rp 20 miliar per bulan. Jika ini konsisten, Modalku berpotensi menyalurkan dana Rp 240 miliar di tahun ini.

Tak mau kalah, Adrian Gunadi, Chairman & Co Founder PT Investree Radhika Jaya (Investree) mengatakan, total pinjaman yang disalurkan Investree sudah mencapai Rp 85 miliar sejak beroperasi Juni 2016. Target Investree hingga Juni 2017, menyalurkan pinjaman Rp 150 miliar. Rata-rata pinjaman Investree sebesar Rp 10 juta.

Menurut Adrian, sepanjang 2016, rata-rata return yang digenggam investor Investree sebesar 17,5%. Besaran return ini tergantung profil risiko peminjam. Investor juga bisa meraup fixed return sesuai perjanjian. Sebagai penyelenggara P2P, Investree mendapatkan fee 3%-5% dari peminjam.

Sedangkan, PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) telah menyalurkan pinjaman Rp 68 miliar kepada lebih dari 29.000 pelaku usaha mikro di 2016. Andi Taufan Garuda Putra, Founder and CEO Amartha menargetkan bisa menebar pinjaman pada ratusan ribu pelaku usaha mikro dengan rata-rata pinjaman Rp 3 juta-Rp 10 juta per nasabah. Target pinjaman yang digelontorkan Amartha Rp 300 miliar-Rp 1 triliun di 2017.

Dari sisi investor, Andi bilang, Amartha memberikan return 19,8% per tahun. Tahun ini, rata-rata return 15%-20% per tahun. Adapun skema investasi Amartha adalah satu investor memberi pinjaman pada satu peminjam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini