KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Pelabuhan Penajam Banua Taka (Astra Infra Port - Eastkal) di kawasan Industri Buluminun, Penajam Kalimantan Timur melambat. Itu lantaran terimbas dari bisnis perusahaan minyak dan gas (migas) yang menjadi konsumen terbesar mereka saat ini yang sedang lesu. Rahmat Samulo, Direktur PT Astra Infra mengatakan, sepanjang tahun ini, kinerja anak usaha yang bergerak di bidang pelabuhan dan Pusat Logistik Berikat (PLB) di Kalimantan Timur ini masih terkena imbas dari turunnya harga minyak global. "Situasinya memang masih kami dorong karena harga migas belum terlalu bagus, sementara sebagian besar customer kami adalah perusahaan migas," ujar Samulo, Rabu (8/11). Meski enggan menyebut angka secara pasti, Samulo mengaku, kontribusi pendapatan pelabuhan Eastkal terhadap Astra Infra masih terbilang kecil.
Bisnis pelabuhan Astra Infra terimbas migas
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Pelabuhan Penajam Banua Taka (Astra Infra Port - Eastkal) di kawasan Industri Buluminun, Penajam Kalimantan Timur melambat. Itu lantaran terimbas dari bisnis perusahaan minyak dan gas (migas) yang menjadi konsumen terbesar mereka saat ini yang sedang lesu. Rahmat Samulo, Direktur PT Astra Infra mengatakan, sepanjang tahun ini, kinerja anak usaha yang bergerak di bidang pelabuhan dan Pusat Logistik Berikat (PLB) di Kalimantan Timur ini masih terkena imbas dari turunnya harga minyak global. "Situasinya memang masih kami dorong karena harga migas belum terlalu bagus, sementara sebagian besar customer kami adalah perusahaan migas," ujar Samulo, Rabu (8/11). Meski enggan menyebut angka secara pasti, Samulo mengaku, kontribusi pendapatan pelabuhan Eastkal terhadap Astra Infra masih terbilang kecil.