Pendidikan anak usia dini (PAUD) kini semakin dibutuhkan oleh para orang tua. Maklumlah, PAUD berperan penting dalam tahap perkembangan anak. Selain bermain, anak-anak diajari pendidikan dasar, seperti mengenal angka dan huruf. Bekal pendidikan itu sangat penting bagi anak sebelum memasuki pendidikan lanjutan. Karena pentingnya peran PAUD itu, banyak orang tua berlomba-lomba memasukkan anaknya ke PAUD. Itu pula yang membuat bisnis PAUD semakin menjanjikan. Untuk membesarkan usahanya, banyak pebisnis PAUD yang membuka tawaran kemitraan atau waralaba. Guna mengetahui perkembangan usaha ini, KONTAN kembali me-review beberapa tawaran kemitraan PAUD yang sebelumnya sudah pernah diulas. Beberapa di antaranya adalah Rumah Cerdas Baby School Moslem, Twinkle Stars Early Childhood Center, dan Kidea Preeschool and Kindegarten. Bagaimanakah kondisi usaha mereka saat ini? Berikut ulasannya.Twinkle Stars Early Childhood CenterBerdiri sejak 1998, Twinkle Stars Early Childhood Center yang bermarkas di Cilandak, Jakarta Selatan mulai menawarkan waralaba di akhir 2010. Lembaga pendidikan yang bernaung di bawah Yayasan Bintang Kemenangan Bakti Bangsa ini fokus menyediakan pendidikan untuk anak usia dini, yakni dua hingga enam tahun. Saat KONTAN mengulas tawaran waralaba ini pada Desember 2010, tawaran kemitraan ini baru saja diluncurkan. Saat itu, Twinkle Stars belum memiliki mitra. Mereka hanya memiliki satu gerai milik sendiri yang juga bertindak sebagai kantor pusat.Hampir satu setengah tahun berselang, kini Twinkle Stars telah memperoleh satu mitra di daerah Kedoya, Jakarta Barat. "Total kami memiliki dua gerai," ujar Lely Tobing, Project Development Director Twinkle Stars.Lely mengaku, pihaknya memang menargetkan hanya ada penambahan satu gerai setiap satu tahunnya. Hal itu dilakukan karena mereka fokus meningkatkan kualitas, bukan kuantitas. "Kami berusaha membatasi diri agar mitra bisa mandiri dalam target waktu yang dipatok sebelumnya," ujarnya.Dalam tawaran waralaba ini ada beberapa hal yang mengalami perubahan. Di antaranya, paket investasi yang sebelumnya ditetapkan Rp 765 juta. Nilai itu sudah termasuk franchise fee selama lima tahun sebesar Rp 300 juta. Adapun omzet mitra ditargetkan Rp 68 juta per bulan. Sedangkan biaya yang dibebankan kepada siswa berkisar Rp 5,36 juta-Rp 7,645 juta.Kini, tawaran waralaba Twinkle Star hanya sebesar Rp 251 juta. Nilai itu sudah termasuk dekorasi ruangan, peralatan mengajar, serta franchise fee lima tahun sekitar Rp 50 juta. Adapun biaya pendidikan dibanderol Rp 8 juta-Rp 10 juta per tahun. Di luar itu ada iuran siswa sekitar Rp 500.000-Rp 650.000 per bulan. Dengan biaya sebesar itu, mitra bisa meraup omzet Rp 400 juta per tahun. Dengan omzet tersebut, mitra sudah bisa balik modal di bulan ke delapan belas atau satu setengah tahun. Menurut Lely, persaingan usaha waralaba di sektor pendidikan seperti ini memang cukup ketat, terutama yang menyasar anak-anak usia dini. Agar bisa bersaing, pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan kepada para siswa. "Kualitas itu mencakup seberapa besar mereka mampu memberikan output yang berguna bagi anak dan memuaskan orang tua," ujarnya.Kidea Preeschool and KindegartenKidea Preeschool and Kindegarten sudah menawarkan waralaba sejak tahun 2009. Lembaga pendidikan di bawah Yayasan Kasih Kibar Kreasi Indonesia ini menawarkan pendidikan anak mulai usia enam bulan hingga enam tahun. Saat diulas KONTAN pada Desember tahun 2011, Kidea sudah memiliki 15 mitra. Saat ini, mitra yang dimiliki Kidea ada 16. Seluruh mitra berlokasi di Jakarta. Iffan Darmawan, Ketua Yayasan Kasih Kibar Kreasi Indonesia bilang, mitra hanya bertambah satu karena mereka menetapkan syarat batas antar cabang minimal lima kilometer (km). Padahal, di awal tahun lalu telah ada beberapa mitra yang ingin membuka cabang di Jakarta. "Namun jaraknya kurang dari lima km dari cabang Kidea yang telah ada," jelasnya.Kidea menargetkan, jumlah mitra hingga akhir tahun ini mencapai 21 mitra. Saat ini, sudah ada lima calon mitra yang melakukan penjajakan. Mereka tersebar di Jakarta, Depok, dan Bekasi. Biaya investasi yang ditawarkan Kidea masih sama, yakni Rp 225 juta untuk kerja sama lima tahun. Terwaralaba juga mendapatkan panduan pengelolaan dan aplikasi pembukuan bisnis pendidikan, kurikulum tahunan untuk setiap tingkatan kelas, serta bantuan perekrutan dan pelatihan mengajar. Sementara, sekitar Rp 100 juta sisanya digunakan untuk membeli peralatan dan perlengkapan kelas, serta dekorasi ruang. Biaya pendidikan anak di Kidea juga belum berubah, yakni Rp 460.000 sampai Rp 850.000 per bulan. Omzet mitra diperkirakan mencapai Rp 50 juta per bulan. Dari omzet tersebut, Kidea mengutip royalty fee sebesar 7,5%. "Target balik modalnya tiga tahun," ujarnya. Untuk mengembangkan usaha mitra, Kidea mengizinkan mitra membuka Kidea English. Yakni, kelas percakapan bahasa Inggris untuk anak usia dua hingga 12 tahun. Selain itu, mitra juga dibolehkan membuka Kidea Reader dan Kidea Bimbel. Mitra juga boleh menyelenggarakan kursus musik di Kidea. Rumah Cerdas Baby SchoolKONTAN pernah mengulas tawaran kemitraan Rumah Cerdas Baby School Moslem asal Malang, Jawa Timur pada Januari 2010. Saat itu, Rumah Cerdas baru memiliki dua cabang di Malang. Namun, saat ini mereka sudah memiliki sembilan cabang. Tiga di antaranya milik sendiri, dan enam lainnya milik mitra yang tersebar di Malang, Sunter, Bogor, Bekasi, Bandung, dan Palembang. Tahun ini, Rumah Cerdas menargetkan ada tambahan 10 mitra lagi. Martina Sylviarini, pemilik Rumah Cerdas bilang, untuk menggaet mitra, pihaknya kini telah menambah paket kemitraan. Sebelumnya, ia hanya menawarkan satu paket senilai Rp 50 juta. Namun, saat ini sudah ada dua paket kemitraan yang ditawarkan. Paket pertama senilai Rp 75 juta untuk masa kerja sama lima tahun. Dalam paket ini, Rumah Cerdas memfasilitasi pembukaan sekolah anak milik mitra dan mengatur sistem administrasi milik mitra. Selain itu, Rumah Cerdas juga membantu mitra dalam merekrut guru. Perekrutan itu mulai dari wawancara dan training untuk lima orang guru selama tiga bulan di kantor pusat Malang. Kantor pusat juga mendampingi mitra selama tiga bulan, hingga mitra bisa mendapatkan minimal 20 anak. "Setelah target terpenuhi, baru kami lepas," jelasnya. Dengan 20 anak itu, omzet mitra ditargetkan Rp 30 juta per bulan. Kedua, paket dengan nilai investasi Rp 175 juta. Selain fasilitas di paket pertama, mitra juga mendapatkan seperangkat komputer, kulkas, kompor gas, promosi, dan semua kebutuhan anak serta pendidikannya. "Mitra tinggal terima bersih saja," ujarnya. Pada paket ini, Martina menargetkan omzet mitra sekitar Rp 50 juta per bulan, dengan 30 murid. Setiap anak dikenai biaya penitipan Rp 550.000 di daerah Malang, dan Rp 1,5 juta di Jabodetabek per bulan. Biaya sebesar itu sudah termasuk jasa penitipan anak mulai pukul 07.00 - 17.00. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bisnis pendidikan anak masih menjanjikan
Pendidikan anak usia dini (PAUD) kini semakin dibutuhkan oleh para orang tua. Maklumlah, PAUD berperan penting dalam tahap perkembangan anak. Selain bermain, anak-anak diajari pendidikan dasar, seperti mengenal angka dan huruf. Bekal pendidikan itu sangat penting bagi anak sebelum memasuki pendidikan lanjutan. Karena pentingnya peran PAUD itu, banyak orang tua berlomba-lomba memasukkan anaknya ke PAUD. Itu pula yang membuat bisnis PAUD semakin menjanjikan. Untuk membesarkan usahanya, banyak pebisnis PAUD yang membuka tawaran kemitraan atau waralaba. Guna mengetahui perkembangan usaha ini, KONTAN kembali me-review beberapa tawaran kemitraan PAUD yang sebelumnya sudah pernah diulas. Beberapa di antaranya adalah Rumah Cerdas Baby School Moslem, Twinkle Stars Early Childhood Center, dan Kidea Preeschool and Kindegarten. Bagaimanakah kondisi usaha mereka saat ini? Berikut ulasannya.Twinkle Stars Early Childhood CenterBerdiri sejak 1998, Twinkle Stars Early Childhood Center yang bermarkas di Cilandak, Jakarta Selatan mulai menawarkan waralaba di akhir 2010. Lembaga pendidikan yang bernaung di bawah Yayasan Bintang Kemenangan Bakti Bangsa ini fokus menyediakan pendidikan untuk anak usia dini, yakni dua hingga enam tahun. Saat KONTAN mengulas tawaran waralaba ini pada Desember 2010, tawaran kemitraan ini baru saja diluncurkan. Saat itu, Twinkle Stars belum memiliki mitra. Mereka hanya memiliki satu gerai milik sendiri yang juga bertindak sebagai kantor pusat.Hampir satu setengah tahun berselang, kini Twinkle Stars telah memperoleh satu mitra di daerah Kedoya, Jakarta Barat. "Total kami memiliki dua gerai," ujar Lely Tobing, Project Development Director Twinkle Stars.Lely mengaku, pihaknya memang menargetkan hanya ada penambahan satu gerai setiap satu tahunnya. Hal itu dilakukan karena mereka fokus meningkatkan kualitas, bukan kuantitas. "Kami berusaha membatasi diri agar mitra bisa mandiri dalam target waktu yang dipatok sebelumnya," ujarnya.Dalam tawaran waralaba ini ada beberapa hal yang mengalami perubahan. Di antaranya, paket investasi yang sebelumnya ditetapkan Rp 765 juta. Nilai itu sudah termasuk franchise fee selama lima tahun sebesar Rp 300 juta. Adapun omzet mitra ditargetkan Rp 68 juta per bulan. Sedangkan biaya yang dibebankan kepada siswa berkisar Rp 5,36 juta-Rp 7,645 juta.Kini, tawaran waralaba Twinkle Star hanya sebesar Rp 251 juta. Nilai itu sudah termasuk dekorasi ruangan, peralatan mengajar, serta franchise fee lima tahun sekitar Rp 50 juta. Adapun biaya pendidikan dibanderol Rp 8 juta-Rp 10 juta per tahun. Di luar itu ada iuran siswa sekitar Rp 500.000-Rp 650.000 per bulan. Dengan biaya sebesar itu, mitra bisa meraup omzet Rp 400 juta per tahun. Dengan omzet tersebut, mitra sudah bisa balik modal di bulan ke delapan belas atau satu setengah tahun. Menurut Lely, persaingan usaha waralaba di sektor pendidikan seperti ini memang cukup ketat, terutama yang menyasar anak-anak usia dini. Agar bisa bersaing, pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan kepada para siswa. "Kualitas itu mencakup seberapa besar mereka mampu memberikan output yang berguna bagi anak dan memuaskan orang tua," ujarnya.Kidea Preeschool and KindegartenKidea Preeschool and Kindegarten sudah menawarkan waralaba sejak tahun 2009. Lembaga pendidikan di bawah Yayasan Kasih Kibar Kreasi Indonesia ini menawarkan pendidikan anak mulai usia enam bulan hingga enam tahun. Saat diulas KONTAN pada Desember tahun 2011, Kidea sudah memiliki 15 mitra. Saat ini, mitra yang dimiliki Kidea ada 16. Seluruh mitra berlokasi di Jakarta. Iffan Darmawan, Ketua Yayasan Kasih Kibar Kreasi Indonesia bilang, mitra hanya bertambah satu karena mereka menetapkan syarat batas antar cabang minimal lima kilometer (km). Padahal, di awal tahun lalu telah ada beberapa mitra yang ingin membuka cabang di Jakarta. "Namun jaraknya kurang dari lima km dari cabang Kidea yang telah ada," jelasnya.Kidea menargetkan, jumlah mitra hingga akhir tahun ini mencapai 21 mitra. Saat ini, sudah ada lima calon mitra yang melakukan penjajakan. Mereka tersebar di Jakarta, Depok, dan Bekasi. Biaya investasi yang ditawarkan Kidea masih sama, yakni Rp 225 juta untuk kerja sama lima tahun. Terwaralaba juga mendapatkan panduan pengelolaan dan aplikasi pembukuan bisnis pendidikan, kurikulum tahunan untuk setiap tingkatan kelas, serta bantuan perekrutan dan pelatihan mengajar. Sementara, sekitar Rp 100 juta sisanya digunakan untuk membeli peralatan dan perlengkapan kelas, serta dekorasi ruang. Biaya pendidikan anak di Kidea juga belum berubah, yakni Rp 460.000 sampai Rp 850.000 per bulan. Omzet mitra diperkirakan mencapai Rp 50 juta per bulan. Dari omzet tersebut, Kidea mengutip royalty fee sebesar 7,5%. "Target balik modalnya tiga tahun," ujarnya. Untuk mengembangkan usaha mitra, Kidea mengizinkan mitra membuka Kidea English. Yakni, kelas percakapan bahasa Inggris untuk anak usia dua hingga 12 tahun. Selain itu, mitra juga dibolehkan membuka Kidea Reader dan Kidea Bimbel. Mitra juga boleh menyelenggarakan kursus musik di Kidea. Rumah Cerdas Baby SchoolKONTAN pernah mengulas tawaran kemitraan Rumah Cerdas Baby School Moslem asal Malang, Jawa Timur pada Januari 2010. Saat itu, Rumah Cerdas baru memiliki dua cabang di Malang. Namun, saat ini mereka sudah memiliki sembilan cabang. Tiga di antaranya milik sendiri, dan enam lainnya milik mitra yang tersebar di Malang, Sunter, Bogor, Bekasi, Bandung, dan Palembang. Tahun ini, Rumah Cerdas menargetkan ada tambahan 10 mitra lagi. Martina Sylviarini, pemilik Rumah Cerdas bilang, untuk menggaet mitra, pihaknya kini telah menambah paket kemitraan. Sebelumnya, ia hanya menawarkan satu paket senilai Rp 50 juta. Namun, saat ini sudah ada dua paket kemitraan yang ditawarkan. Paket pertama senilai Rp 75 juta untuk masa kerja sama lima tahun. Dalam paket ini, Rumah Cerdas memfasilitasi pembukaan sekolah anak milik mitra dan mengatur sistem administrasi milik mitra. Selain itu, Rumah Cerdas juga membantu mitra dalam merekrut guru. Perekrutan itu mulai dari wawancara dan training untuk lima orang guru selama tiga bulan di kantor pusat Malang. Kantor pusat juga mendampingi mitra selama tiga bulan, hingga mitra bisa mendapatkan minimal 20 anak. "Setelah target terpenuhi, baru kami lepas," jelasnya. Dengan 20 anak itu, omzet mitra ditargetkan Rp 30 juta per bulan. Kedua, paket dengan nilai investasi Rp 175 juta. Selain fasilitas di paket pertama, mitra juga mendapatkan seperangkat komputer, kulkas, kompor gas, promosi, dan semua kebutuhan anak serta pendidikannya. "Mitra tinggal terima bersih saja," ujarnya. Pada paket ini, Martina menargetkan omzet mitra sekitar Rp 50 juta per bulan, dengan 30 murid. Setiap anak dikenai biaya penitipan Rp 550.000 di daerah Malang, dan Rp 1,5 juta di Jabodetabek per bulan. Biaya sebesar itu sudah termasuk jasa penitipan anak mulai pukul 07.00 - 17.00. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News