KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Riset global yang dikeluarkan oleh World Travel and Tourism Coucil tahun 2018 menyebutkan, Asia kini menjadi benua dengan pertumbuhan sektor Travel dan Tourism tercepat dibanding negara-negara lainnya. Dalam risetnya, Indonesia termasuk salah satu negara dengan pertumbuhan traveler tercepat, yaitu mencapai 7,7%. Semakin tingginya mobilitas traveler ke berbagai negara, tak lain karena semakin berkurangnya hambatan bepergian (travel barriers) seperti proses pembuatan paspor dan perizinan visa yang makin mudah, makin banyaknya pilihan penerbangan internasional dengan biaya terjangkau, dan tentunya rute-rute penerbangan langsung yang banyak dibuka setiap tahunnya.
Data dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi memprediksi tahun 2018 tren wisata ke luar negeri akan semakin naik. Selama tahun 2016 saja, jumlah warga negara Indonesia yang ke luar negeri mencapai 8,4 juta orang dan melonjak di tahun 2017 mencapai 9,1 juta orang. Managing Partner - Ideosource VC Edward Ismawan Chamdani berpendapat, bahwa kondisi seperti ini berpeluang untuk menumbuhkan bisnis-bisnis pendukung tren traveling ke luar negeri. "Namun yang perlu diperhatikan bagi pelaku start-up adalah, mereka perlu kreatif dalam memilih segmen. Jangan sampai keliru dan justru malah berhadapan dengan pemain horizontal (
consumer apps travel) yang sudah besar," katanya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (15/8). Menurutnya, jika dilihat dari kalangan milenial yang menjadikan traveling sebagai lifestyle akan membuat ceruk pasar travel makin besar. "Secara kompetisi, kolaborasi juga bisa menjadi pilihan bagi pelaku start up. Pemain horizontal dengan layanan paling lengkap bisa berkolaborasi dengan pemain niche agar tercipta layanan one-stop transaction portal. Inisiatif yang kreatif semacam ini sangat menarik, terutama bagi para investor,” tambahnya. Studi dari World Economic Forum menunjukkan bahwa konektivitas merupakan salah satu kebutuhan primer generasi milenial dalam bepergian ke luar negeri. Selain untuk kebutuhan dasar komunikasi, kebutuhan untuk sharing informasi lokasi dan penggunaan social media menjadi alasan mengapa konektvitas berbasis internet menjadi penting. Salah satu cara termudah untuk mengakses internet di luar negeri tentu adalah membeli kartu SIM di negara masing-masing atau membeli paket data roaming dari negara asal. Namun, tingginya biaya di kedua opsi ini kerap menjadi penghambat para traveler untuk tetap up-to-date dengan lingkungannya. Melihat tantangan di atas, salah satu perusahaan teknologi penyedia jasa sewa modem wifi Passpod hadir untuk memberikan solusi lengkap bagi calon traveler guna tetap menjaga konektivitas sekaligus mendapatkan informasi kegiatan-kegiatan yang tengah berlangsung di beberapa negara yang menjadi destinasi favorit seperti Singapura, Malaysia, Bangkok dan Hong Kong.
CEO Passpod Hiro Whardana menyatakan, maraknya bisnis traveling ke luar negeri berdampak positif bagi bisnis Passpod. “Semakin tech savvy dan terkoneksi seseorang, maka kebutuhan untuk berkomunikasi secara real time lewat beragam media juga menjadi penting bagi mereka. Passpod menawarkan biaya internet yang sangat terjangkau dengan sistem rental yang juga mudah dengan tiga opsi pengambilan produk, kurir antar jemput gratis, dan pengambilan mandiri di store atau di bandara yang bermitra dengan Passpod,” jelasnya. Berdiri sejak bulan Januari 2017, Passpod kini menjadi penyedia modem 4G terbesar di Indonesia. Passpod juga terus berinovasi secara konsisten untuk memberikan solusi komunikasi digital yang mudah, hemat dan jangkauan yang luas saat berkeliling antar negara saat traveling. Passpod berkomitmen untuk memberikan jaringan internet 4G yang mudah dan bisa diakses ke lebih dari 68 negara di dunia seperti AS, Singapura, Hongkong, Thailand, Jepang, Korea dan negara-negara Eropa dan Timur Tengah. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia