JAKARTA. Syukur Alhamdullilah akhirnya pesawat AirAsia bernomor penerbangan QZ 8051 berhasil ditemukan. Tim SAR menemukan serpihan pesawat dan sejumlah jenazah di perairan dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa (30/12). Pesawat maskapai berbiaya murah alias low cost carrier (LCC) Indonesia AirAsia ini ditemukan setelah tiga hari proses pencarian. Peristiwa ini tentu menambah catatan kelabu dunia penerbangan Indonesia setelah tragedi jatuhnya Sukhoi pada 2012, dan Adam Air di tahun 2007. Meski ada banyak duka, prospek bisnis maskapai berbiaya murah diyakini tidak akan mengancam bisnis penerbangan kelas ini. Pasalnya, peristiwa jatuhnya AirAsia QZ 8051 diyakini banyak pihak karena faktor kecelakaan. Kondisi ini didukung musim penghujan serta cuaca buruk. Meski begitu, hasil pasti penyebab jatuhnya pesawat ini harus tetap menunggu hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Dudi Sudibyo, pengamat penerbangan menilai, layanan penerbangan berbiaya murah masih dibutuhkan konsumen Indonesia.
Bisnis penerbangan biaya murah tetap mengangkasa
JAKARTA. Syukur Alhamdullilah akhirnya pesawat AirAsia bernomor penerbangan QZ 8051 berhasil ditemukan. Tim SAR menemukan serpihan pesawat dan sejumlah jenazah di perairan dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa (30/12). Pesawat maskapai berbiaya murah alias low cost carrier (LCC) Indonesia AirAsia ini ditemukan setelah tiga hari proses pencarian. Peristiwa ini tentu menambah catatan kelabu dunia penerbangan Indonesia setelah tragedi jatuhnya Sukhoi pada 2012, dan Adam Air di tahun 2007. Meski ada banyak duka, prospek bisnis maskapai berbiaya murah diyakini tidak akan mengancam bisnis penerbangan kelas ini. Pasalnya, peristiwa jatuhnya AirAsia QZ 8051 diyakini banyak pihak karena faktor kecelakaan. Kondisi ini didukung musim penghujan serta cuaca buruk. Meski begitu, hasil pasti penyebab jatuhnya pesawat ini harus tetap menunggu hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Dudi Sudibyo, pengamat penerbangan menilai, layanan penerbangan berbiaya murah masih dibutuhkan konsumen Indonesia.