Bisnis pengelolaan kas masih menjanjikan dorong fee based income



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pengelolaan kas atau cash management masih cukup menjanjikan bagi sejumlah perbankan. Maklum, bisnis ini masih tumbuh dengan baik dan menyumbang fee based income cukup baik.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) misalnya telah berhasil mencatatkan fee based income atau pendapatan komisi cukup baik dari bisnis pengelolaan kas ini. "Hingga Agustus, kami berhasil mencapai 100,6% dari targetkan FBI yang dipatok selama delapan bulan tersebut," kata Agung Kurniawan Pemimpin Divisi Jasa Transaksional Perbankan BNI pada Kontan.co.id, Sabtu (8/9).

Hanya saja, Agung tidak menyebut target fee based income yang ditargetkan perseroan hingga Agustus tersebut. Namun, hingga akhir tahun BNI menargetkan FBI dari bisnis pengelolaan kas ini tumbuh lebih dari 20% menjadi Rp 250 miliar.


Baca Juga: Bahana TCW menawarkan EBA kredit pensiunan dengan kupon 9,25%

Saat ini, BNI telah memiliki sekitar 60.000 nasabah cash management. Adapun rata-rata transaksi per bulan bisnis pengelolaan kas per item mencapai 16 juta atau tumbuh 25% secara year on year (yoy) dengan nilai Rp 250 triliun. Sehingga secara year to date, transaksi selama delapan bulan pertama tahun ini mencapai 113 juta.

Ke depan, BNI masih akan terus mendorong bisnis pengelolaan kas ini. Guna mengejar pertumbuhan bisnis ini, BNI akan masuk ke dalam solusi ekosistem industri strategis termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kementerian dan kelembagaan.

PT Bank OCBC NISP Tbk juga mencatatkan jumlah nasabah bisnis pengelolaan kas cukup besar. Presiden Direktur OCBC NISP, Parwati Surjaudaja mengatakan pengguna produk cash management hingga Juni 2019 sudah di atas 15.000.

Baca Juga: Jasa Raharja gencar lakukan inovasi digital, ini alasannya

Sama seperti BNI, bank ini juga akan terus berupaya mendorong bisnis pengelolaan kas sampai penghujung tahun dengan meningkatkan kenyamanan, kemudahan, dan keamanan transaksi. Namun, Parwati tidak menyebut secara detail target pertumbuhan yang akan dikejar sampai penghujung tahun.

Sementara sebelumnya, PT Bank Mandiri Tbk menyebutkan telah memiliki 27.000 nasabah cash management per Juni 2019. Dari jumlah tersebut, nilai perputaran dana per bulannya mencapai Rp 700 triliun.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas menuturkan, layanan ini tidak hanya fokus pada transaksi perpindahan dana, tetapi juga mencakup peningkatan kecepatan dan independensi melalui skema integrasi Enterprise Resource Planning (ERP).

Baca Juga: BNI Syariah mendorong kedaulatan pangan melalui ekonomi syariah

Guna mendorong pertumbuhan bisnis pengelolaan kas, Bank Mandiri telah menjalakan beberapa strategi. Salah satunya lewat penyegaran user experience dan penerapan teknologi baru di beberapa produk.

Selain itu, juga melakukan perluasan kemitraan dengan pihak-pihak yang memiliki bisnis dan customer based potensial seperti perusahaan start up dan fintech. Dengan strategi itu, Bank Mandiri optimis bisnis cash management dapat tumbuh 25%-30% dari sisi transaksi maupun nasabah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .