KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi
cash management atau pengelolaan kas di sejumlah bank tercatat tumbuh positif jelang akhir tahun ini. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah nasabah yang menggunakan layanan tersebut. Pertumbuhan ini pun turut mendorong pendapatan berbasis komisi alias
fee based income dan juga dana murah bank. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) misalnya, yang hingga pertengahan Desember 2024 ini mencatatkan pertumbuhan pada bisnis
cash management. Hal ini tercermin dari volume transaksi sudah mencapai Rp 12,6 triliun dengan total transaksi hampir 300.000. "Kami optimistis di 2024 volume perputaran transaksi akan mencapai Rp 13 triliun. Kami juga optimistis tahun ini akan menyentuh 18.000 perusahaan pengguna layanan BTN Cash Management," ungkap Ramon Armando, Corporate Secretary BTN kepada Kontan.co.id, Kamis (19/12).
Baca Juga: Bank atur strategi jaring dana murah di tengah tren biaya dana tinggi Adapun saat ini BTN mencatat pengguna BTN Cash Management mencapai lebih dari 17 ribu perusahaan dan masih didominasi oleh industri property related sesuai dengan base customer BTN. Pengguna Cash Management tersebut meningkat 24% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disebut Ramon, didukung oleh strategi pendekatan tim di lapangan beserta penambahan beberapa fitur menarik yang mendukung kemudahan bertransaksi. "Kami juga melakukan peningkatan layanan penanganan permasalahan sehingga nasabah lebih nyaman dalam menggunakan BTN Cash Management," tambahnya. Ramon mengaku kontribusi bisnis
cash management terhadap FBI tidak terlalu besar karena strategi BTN terhadap Cash Management adalah sebagai alat penghimpun dana, sedangkan
fee based generator di
wholesale transaction diperoleh dari layanan
trade services dan
trade finance. Menurut Ramon, Cash Management sangat erat kaitannya dengan fitur-fitur digital dan kenyamanan bertransaksi sehingga di tahun depan pihaknya akan semakin banyak meluncurkan fitur-fitur baru pada layanan Cash Management tidak hanya pada industri property related tapi juga industri lainnya. Dari segi kenyamanan bertransaksi, BTN juga memiliki mekanisme baru dalam penanganan permasalahan dan bantuan terhadap pengguna BTN Cash Management. Setali tiga uang, Yuddy Renaldi, Direktur Utama Bank BJB juga menyampaikan, bahwa Bisnis cash management permintaannya besar, nasabah-nasabah khususnya non individu dengan
cash management dapat mengelola rekeningnya sendiri, melakukan manajemen likuiditas, serta bertransaksi secara mandiri. Jumlah nasabahnya kini berjumlah lebih dari 35.000 yang terus bertumbuh dengan baik. Jika dibandingkan tahun lalu pertumbuhannya mencapai 24% yoy. "Bank Bjb yang memiliki ekosistem keuangan daerah tentu memanfaatkan ini sebagai kekuatan, karena kami sebagai pengelola keuangan daerah, dan pemerintah daerah pun memiliki banyak rekanan," ucapnya. Yuddy menjelaskan, layanan ini tidak tergantung pada ekosistem keuangan pemerintah daerah saja, instansi swasta pun banyak yang menjadi pengguna layanan ini. Menurutnya, perluasan ekosistem keuangan yang dikelola menjadi kunci dalam penjualan layanan Cash Management System (CMS) ini, dan pihaknya pun terus mendorong hal tersebut sehingga nasabah yang menggunakan cms bjb dapat memperoleh manfaat yang optimal.
Baca Juga: Pacu Dana Murah, BTN Perkuat Kolaborasi dengan Institusi Pendidikan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk juga mencatat pertumbuhan transaksi melalui Cash Management System (CMS) atau Muamalat Digital Integrated Access (MADINA) sebesar 11% yoy hingga mencapai Rp 39,7 triliun per September 2024 lalu. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu, transaksi MADINA tercatat sebesar Rp 35,7 triliun. Frekuensi transaksi juga meningkat 26% yoy, mencapai lebih dari 1,2 juta transaksi. SEVP Enterprise Banking Bank Muamalat, Irvan Yulian Noor, menyatakan bahwa pencapaian ini sejalan dengan peningkatan jumlah pengguna MADINA, yang naik 24% yoy menjadi 11.779 pengguna pada akhir September 2024. Selain itu, layanan Virtual Account (VA) yang terintegrasi dengan MADINA juga menunjukkan peningkatan. Frekuensi transaksi VA Bank Muamalat naik 15% yoy, mencapai lebih dari 3 juta transaksi, sementara volume transaksi VA tumbuh 20% yoy menjadi hampir Rp 5 triliun. "Pertumbuhan layanan MADINA pada September 2024 rata-rata mencapai dua digit. Capaian positif ini membuktikan bahwa upaya kami yang gencar menjalin kerja sama dengan berbagai institusi dan implementasi sejumlah strategi selama ini sudah
on the right track, sehingga mampu mendongkrak utilisasi layanan MADINA Bank Muamalat," ujar Irvan.
Irvan juga menambahkan bahwa penerapan berbagai program konsisten menjadi faktor utama di balik pertumbuhan layanan MADINA setiap tahunnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi