Bisnis penjaminan diyakini masih tumbuh dua digit tahun depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri penjaminan kredit sejauh ini masih bisa mencatatkan pertumbuhan dua digit. Di tahun depan, tren serupa diyakini masih bakal berlanjut.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo) Dian Askin Hatta menyebut potensi pertumbuhan ekonomi di tahun depan masih berada dalam outlook positif. Dengan begitu, tren permintaan kredit di 2019 diyakini bakal mengalir dengan cukup baik. Tentunya, hal ini jadi peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha penjaminan kredit.

Selain itu, sejumlah pelaku usaha termasuk penjaminan kredit daerah alias Jamkrida juga terus meningkatkan kapasitasnya. Dengan begitu, perluasan segmen bisnis diharapkan bisa dilakukan di tahun depan. "Dengan begitu peluang di tahun depan masih cukup besar untuk bisa tumbuh dua digit," kata dia, Jumat (21/12).


Dian yang juga Direktur Utama PT Jamkrida Sumsel juga optimistis perusahaannya bisa mengejar pertumbuhan dua digit di 2019. Setidaknya perusahaan menargetkan pertumbuhan volume penjaminan sebesar 20% dari proyeksi tahun ini.

Di tahun ini, target volume penjaminan perusahaan berada di angka Rp 960 miliar. Dengan begitu, di tahun depan volume penjaminan Jamkrida Sumsel diharapkan bisa menyentuh Rp 1,5 triliun.

Untuk mengejarnya Jamkrida Sumsel berencana untuk terus meningkatkan sinergi dengan sejumlah lembaga penyalur kredit. Selain itu penterasi ke sejumlah lini bisnis lain semisal surety bond juga turut diincar.

Sementara itu perusahaan penjaminan milik pemerintah, Perum Jamkrindo menargetkan pertumbuhan volume penjaminan sekitar 15% di tahun depan. Dengan begitu, di 2019 nanti perusahaan mengincar volume penjaminan sebanyak Rp 180 triliun.

Direktur Utama Jamkrindo Randi Anto bilang salah satu faktor pendorong bisnis di tahun depan adalah implementasi PP Nomor 35 Tahun 2018 tentang peran perusahaan umum jaminan kredit Indonesia yang membuat ruang gerak perusahaannya jadi lebih luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi