JAKARTA. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) kesulitan mengembangkan bisnis penjaminan ekspornya. Padahal, LPEI sudah mendapat amanah dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) untuk menggarap bisnis ini. Tadinya, LPEI alias Indonesia Eximbank mematok target bisnis penjaminan ekspor bisa menyumbang kontribusi 13% terhadap total pendapatan tahun ini. Namun, berkaca dari pencapaian sampai saat ini, Direktur Operasional LPEI Basuki Setyadji bilang target mungkin tidak tercapai. "Mungkin sampai akhir tahun hanya 8%," kata dia kepada KONTAN, Senin (12/9). Basuki mengutarakan, eksportir skala korporasi umumnya sudah memiliki letter of credit (L/C) yang memungkinkan mereka menerima pembayaran dari pemesan setelah barang dikirim. LPEI memang lebih banyak menangani korporasi. "Mereka sudah tidak butuh penjaminan lagi," ujar Basuki.
Bisnis penjaminan LPEI stagnan
JAKARTA. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) kesulitan mengembangkan bisnis penjaminan ekspornya. Padahal, LPEI sudah mendapat amanah dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) untuk menggarap bisnis ini. Tadinya, LPEI alias Indonesia Eximbank mematok target bisnis penjaminan ekspor bisa menyumbang kontribusi 13% terhadap total pendapatan tahun ini. Namun, berkaca dari pencapaian sampai saat ini, Direktur Operasional LPEI Basuki Setyadji bilang target mungkin tidak tercapai. "Mungkin sampai akhir tahun hanya 8%," kata dia kepada KONTAN, Senin (12/9). Basuki mengutarakan, eksportir skala korporasi umumnya sudah memiliki letter of credit (L/C) yang memungkinkan mereka menerima pembayaran dari pemesan setelah barang dikirim. LPEI memang lebih banyak menangani korporasi. "Mereka sudah tidak butuh penjaminan lagi," ujar Basuki.