KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek kinerja PT AKR Corporindo Tbk (
AKRA) diyakini masih cukup cerah. Seiring dengan reli harga komoditas, bisnis bahan bakar minyak (BBM) milik AKRA dinilai akan dapat mengejar target penjualan di sisa tahun ini. Analis BRI Danareksa Sekuritas Ignatius Teguh Prayoga mengatakan, AKRA bisa membukukan pertumbuhan volume penjualan BBM sebesar 9% secara year-on-year (yoy). Untuk mencapainya, AKRA harus menjual sekitar 687.000 kilo liter (kl) di kuartal IV-2021. Kuartal keempat dinilai memberikan kontribusi penjualan bahan bakar tertinggi dalam setahun.
Seiring dengan normalnya kondisi lalu lintas, Prayoga juga berekspektasi adanya kontribusi yang lebih tinggi dari joint venture (JV) dengan British Petroleum (BP) terhadap total penjualan BBM dan adanya 10-12 SPBU tambahan di akhir tahun. Perbaikan kinerja juga terlihat di segmen bisnis kimia, meski sedikit menurun dari triwulan sebelumnya.
Baca Juga: Ini katalis yang bisa kerek kinerja AKR Corporindo (AKRA) di masa depan Penyematan status kawasan ekonomi khusus (KEK) dari pemerintah untuk Java Integrated Industrial and Port Estate atau JIIPE dan masifnya pembangunan smelter juga akan menjadi pendorong kinerja AKRA. Status KEK akan menjadi daya tarik tersendiri bagi perusahaan manufaktur.
Prayoga menyebut, manajemen AKRA melihat peningkatan permintaan terhadap lahan industri datang dari perusahaan yang didominasi sektor bahan kimia dan logam. “Kami menilai minat perusahaan (untuk berinvestasi di JIIPE) kemungkinan akan mulai meningkat pada kuartal IV-2021,” tulis Prayoga dalam riset, Rabu (3/11). Untuk diketahui, AKRA membukukan laba bersih Rp 796,98 miliar pada kuartal III-2021, tumbuh 16,5% dari laba bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 665,40 miliar. Pendapatan konsolidasi AKRA sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2021 juga tumbuh 24% menjadi Rp 17,25 triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 13,86 triliun. Prayoga menilai, moncernya kinerja AKRA didorong oleh sejumlah faktor.
Pertama, volume penjualan BBM yang naik 4% yoy dan 7,3% secara
quarter-on-quarter (qoq) menjadi 1,81 juta kilo liter (kl).
Kedua, volume penjualan bahan kimia yang lebih tinggi, naik 22,9% yoy namun menurun 3,7% secara qoq. Hal ini dibarengi dengan harga jual rata-rata atau
average selling price (ASP) yang lebih tinggi, baik kuartalan maupun tahunan. Terakhir, meningkatnya pendapatan dari segmen kawasan industri yang naik 115% yoy. BRI Danareksa Sekuritas menurunkan rekomendasi AKRA menjadi hold namun dengan target harga yang sama, yakni Rp 4.500. Kentungan AKRA yang didapat dari reli harga komoditas, pemulihan di sektor manufaktur, dan penjualan KEK sudah tercermin dari kinerja sepanjang Sembilan bulan pertama 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi