Bisnis perbankan syariah kian legit



JAKARTA. Dunia perbankan syariah semakin unjuk gigi. Laba yang diperoleh hingga kuartal ketiga 2010 meningkat 81% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Angkanya meningkat dari Rp 469 miliar per kuartal ketiga 2009 menjadi Rp 852 miliar per kuartal tiga tahun ini. Dengan total pendapatan sebesar Rp 7,84 triliun dan total beban biaya sebesar Rp 6,872 triliun.Total pendapatan berasal dari jumlah total pendapatan yang diterima dikurangi bagi hasil tidak terikat. Pendapatan operasional menyumbang pendapatan terbesar dengan jumlah Rp 6,143 triliun. Kemudian pendapatan nonoperasional sebesar Rp 3,131 triliun dan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp 844 miliar. Sedangkan bagi hasil investasi tidak terikat berjumlah Rp 2,271 triliun.Untuk Bank Syariah Mandiri (BSM), laba mereka hingga September 2010 meningkat kira-kira 40% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dari sekitar Rp 230 miliar menjadi Rp 320 miliar. "Penyebab utamanya karena kami melakukan ekspansi bisnis. Otomatis karena perkembangan bisnis, laba kami juga meningkat. Non performing financing (NPF) kami pun dapat dikelola dengan baik," ujar Yuslam Fauzi, Direktur Utama BSM. NPF BSM sendiri per September 2010 berada di kisaran 1%.Menurut Kepala Unit Bank Permata Syariah Achmad Permana, laba mereka juga naik cukup signifikan. "Pertumbuhannya secara year on year baik," ujarnya. Laba Bank Permata Syariah per September 2010 mencapai Rp 75 miliar. Angka ini meningkat 44,23% dari posisi September tahun lalu, sebesar Rp 52 miliar. "Hal ini disebabkan karena portofolio kami tumbuh cukup signifikan. Terutama dari segi penyaluran pembiayaan," jelas Permana. Dia menambahkan, NPF pun telah dimanagemen dengan baik sehingga berada di posisi 2,9%.Secara keseluruhan, NPF dunia perbankan syariah mencatatkan penurunan. Dari sebelumnya di kisaran 5,72% pada September 2009, menjadi 3,95% pada September tahun ini. Total nominal NPF sendiri berjumlah Rp 2,40 triliun dari keseluruhan pembiayaan yang berjumlah Rp 60,97 triliun. Dari total nominal NPF tersebut, komposisinya adalah pembiayaan kurang lancar sebesar Rp 833 miliar, pembiayaan diragukan sebesar Rp 352 miliar, dan pembiayaan macet sebesar Rp 1,22 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Uji Agung Santosa