Belakangan ini bisnis alat-alat pertanian makin meredup. Penyebabnya, kenaikan harga-harga produk dan persaingan yang semakin ketat. Pedagang pun hanya bisa pasrah dan berharap kondisi bisa membaik. Sejumlah toko yang menyediakan alat-alat pertanian seperti pot, rak besi untuk pot tanaman, pupuk, tanaman dan obat-obatan terlihat sepi.Berdasarkan pengamatan KONTAN di beberapa toko di kawasan Rawa Belong, Kebonjeruk di Jakarta Barat, tidak nampak pembeli yang berjubel di depan toko-toko itu. Lahan parkir mereka pun sepi. Kalau pun ada aktivitas jual beli, jumlahnya sedikit.Itasuah, pemilik toko alat pertanian, mengaku kondisi pasar saat ini memang sepi. Pasalnya, daya beli masyarakat tak memungkinkan lagi. Mereka lebih mementingkan memenuhi kebutuhan pokok ketimbang membeli kebutuhan sekunder seperti alat-alat untuk bertanam. "Ya, kalau sepi begini mau gimana lagi. Tentu pendapatan ikut menurun," keluhnya ketika ditemui KONTAN (8/6).
Bisnis Pertanian Redup karena Kenaikan Harga Produk
Belakangan ini bisnis alat-alat pertanian makin meredup. Penyebabnya, kenaikan harga-harga produk dan persaingan yang semakin ketat. Pedagang pun hanya bisa pasrah dan berharap kondisi bisa membaik. Sejumlah toko yang menyediakan alat-alat pertanian seperti pot, rak besi untuk pot tanaman, pupuk, tanaman dan obat-obatan terlihat sepi.Berdasarkan pengamatan KONTAN di beberapa toko di kawasan Rawa Belong, Kebonjeruk di Jakarta Barat, tidak nampak pembeli yang berjubel di depan toko-toko itu. Lahan parkir mereka pun sepi. Kalau pun ada aktivitas jual beli, jumlahnya sedikit.Itasuah, pemilik toko alat pertanian, mengaku kondisi pasar saat ini memang sepi. Pasalnya, daya beli masyarakat tak memungkinkan lagi. Mereka lebih mementingkan memenuhi kebutuhan pokok ketimbang membeli kebutuhan sekunder seperti alat-alat untuk bertanam. "Ya, kalau sepi begini mau gimana lagi. Tentu pendapatan ikut menurun," keluhnya ketika ditemui KONTAN (8/6).