JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) membukukan kinerja kurang menggembirakan di tahun lalu. Perusahaan berplat merah ini mencatatkan penurunan laba bersih 10,15% di 2014 menjadi US$ 722,75 juta. Padahal, di tahun sebelumnya laba bersih PGAS tercatat US$ 804,45 juta. Analis Panin Sekuritas Fajar Indra berpendapat torehan kinerja PGAS di tahun lalu di bawah ekspetasinya. "Penurunan laba bersih berada di luar dugaan kami," tulisnya dalam risetnya yang dirilis pada 10 Maret 2015. Menurut dia, penurunan itu erat kaitannya dengan penurunan nilai aset minyak dan gas serta pembayaran beban bunga yang lebih tinggi. Kemudian, ia juga mencatat margin distribusi pipa menurun 5,0% yoy menjadi US$ 3,8 per mmbtu, sementara margin distribusi LNG hanya sekitar US$ 2,1 per mmbtu. Meski turun, Fajar menyebutkan, PGAS masih membukukan kenaikan pendapatan 13,6% year on year (yoy) di 2014 menjadi US$ 3,4 miliar. Kenaikan tersebut didorong oleh kenaikan volume distribusi pipa sebesar 6,2% yoy menjadi 875 mmscfd. Lalu, juga dipengaruhi oleh telah beroprasinya FSRU Lampung di kuartal IV-2014 yang telah menghasilkan 40 mmscfd liquifed natural gas (LNG).
Bisnis PGAS masih akan melaju
JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) membukukan kinerja kurang menggembirakan di tahun lalu. Perusahaan berplat merah ini mencatatkan penurunan laba bersih 10,15% di 2014 menjadi US$ 722,75 juta. Padahal, di tahun sebelumnya laba bersih PGAS tercatat US$ 804,45 juta. Analis Panin Sekuritas Fajar Indra berpendapat torehan kinerja PGAS di tahun lalu di bawah ekspetasinya. "Penurunan laba bersih berada di luar dugaan kami," tulisnya dalam risetnya yang dirilis pada 10 Maret 2015. Menurut dia, penurunan itu erat kaitannya dengan penurunan nilai aset minyak dan gas serta pembayaran beban bunga yang lebih tinggi. Kemudian, ia juga mencatat margin distribusi pipa menurun 5,0% yoy menjadi US$ 3,8 per mmbtu, sementara margin distribusi LNG hanya sekitar US$ 2,1 per mmbtu. Meski turun, Fajar menyebutkan, PGAS masih membukukan kenaikan pendapatan 13,6% year on year (yoy) di 2014 menjadi US$ 3,4 miliar. Kenaikan tersebut didorong oleh kenaikan volume distribusi pipa sebesar 6,2% yoy menjadi 875 mmscfd. Lalu, juga dipengaruhi oleh telah beroprasinya FSRU Lampung di kuartal IV-2014 yang telah menghasilkan 40 mmscfd liquifed natural gas (LNG).