KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kita telah memasuki tahun baru imlek sejak kemarin. Mempersiapkan tahun baru imlek bagi warga Tionghoa hampir serupa dengan persiapan lebaran masyarakat kebanyakan. Mereka sibuk berburu pernak-pernik dekorasi rumah sejak beberapa pekan sebelumnya. Ornamen pohon
mei hua alias pohon angpao menjadi salah satu dekorasi wajib di setiap rumah. Pohon ini dimaknai sebagai pembawa kesuksesan dan kemakmuran. Meski terbuat dari plastik dan dapat dirangkai ulang secara manual, banyak warga yang sengaja membeli pohon baru. Alasannya, sebagai hiasan rumah baru, mereka bosan dengan model pohon yang lama.
Fenomena ini mendatangkan rezeki bagi usaha pembuatan maupun penjualan pohon imlek. Angela Florist yang sudah menekuni bisnis ini sejak tahun 1990 silam, misalnya, masih menikmati rezeki ini. Felicia Rostandy, pemilik sekaligus generasi kedua pengelola Angela Florist mengaku saban tahun harus menyiapkan puluhan pohon mei hua berbagai ukuran untuk memenuhi permintaan setiap pelanggan. Harganya setiap pohon dibanderol variatif sesuai ukuran dan banyaknya bunga. Pohon berukuran 1,5 meter dia labeli harga Rp 1,5 juta, adapun yang berukuran 2,5 meter dia tawarkan dengan harga Rp 5 juta. Untuk memperluas pasar, perempuan muda berusia 23 tahun ini juga menyediakan jasa sewa plus dekorasi pohon imlek. Khusus untuk persewaaan, pohon dibuat dengan ukuran besar dengan tinggi lima meter dan diameter 4,5 meter. Sesuai namanya, pohon ang pao dihias dengan angpao serta pernak-pernik bertema babi sesuai shio tahun ini. Dibutuhkan waktu lima jam untuk memasang dan mendekorasi satu pohon. Tarif sewa sebatang pohon antara Rp 3,5 juta per minggu sampai Rp 10 juta-Rp 15 juta per bulan. Felicia menyebutkan permintaan sewa sudah mulai berdatangan sejak awal Januari 2019 lalu. "Jumlah permintaan sewa lebih banyak masuk karena mereka tidak perlu repot menyimpan dan melakukan perawatan," jelasnya pada KONTAN. Rata-rata pelanggannya datang dari perseorangan, manajemen hotel, restoran, dan pemilik tempat acara. Tidak kalah sibuk, Fransisca dan Blooms_and_blossom asal Semarang, Jawa Tengah juga kebanjiran permintaan pohon imlek. Ada puluhan pohon imlek yang telah dia kirim ke konsumen. Dari ceritanya, pesanan mulai masuk sejak 1,5 bulan lalu. Maklum saja, pohon ini dibuat secara
handmade sehingga dibutuhkan waktu sekitar tiga sampai empat hari untuk merangkai satu pohon. Selain memperhatikan sisi keindahan, Sisca juga mengutamakan kualitas produk. Agar tahan lama dan mirip dengan pohon aslinya, dia mendatangkan langsung materialnya dari China.
Selain berjualan, Fransisca juga menyediakan jasa cuci dan servis pohon angpao. "Layanan ini menjadi solusi bagi mereka yang masih menyimpan mei hua lama. Setelah dicuci akan terlihat seperti baru," jelasnya. Tarif jasa cuci dan perbaikan sekitar Rp 100.000 per pohon. Sedangkan, setiap pohon baru dia banderol Rp 750.000 sampai Rp 2 juta per pohon. Konsumennya masih didominasi warga Semarang. Puncak belanja ornamen ini terjadi hingga dua hari menjelang perayaan tahun baru imlek kemarin. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati