Bisnis POLY tertekan derasnya produk impor



JAKARTA. PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) memandang industri tekstil dan produk tekstil (TPT) kesulitan menghadapi serbuan impor. Persaingan global membuat POLY berencana mencari celah lewat pasar domestik.

“Persaingan global terlalu ketat, kami harus menguasai pasar domestik supaya mampu memulihkan kinerja perusahaan,” ujar Presiden Direktur PT Asia Pacific Fibers Tbk Ravi Shankar kepada KONTAN, Kamis (12/1).

Dalam laporan keuangan kuartal ke-III 2016, POLY mencatat penurunan pendapatan dari pasar ekspor sebesar 30,3% dari kuartal yang sama tahun 2015 dari US$ 56 juta menjadi US$ 39 juta. Turunnya penjualan ekspor ini menurut POLY disebabkan oleh impor produk TPT yang terlalu besar. “Jadi China khususnya bisa menjual lebih dan murah, daya saing kita pun jadi turun,” sebut Ravi.


Sementara kontribusi penjualan domestik POLY di kuartal-III 2016 didominasi oleh fiber sebesar 45,7% atau senilai US$ 103 juta. Sedangkan ekspor didominasi oleh penjualan benang 70%, senilai US$ 27 juta. Nilai ekspor benang di kuartal III-2016 ini turun dibandingkan kuartal yang sama di 2015 yang bisa mencapai US$ 40 juta. 

POLY memandang tahun 2017 masih relatif berat bagi pertumbuhan perusahaan dan industri TPT secara keseluruhan. Menurutnya, industri TPT bergantung perbaikan pada kebijakan pemerintah terkait pemulihan daya saing industri. 

POLY berharap proteksi pemerintah terhadap sektor industri ini. “Kita sangat menunggu intervensi pemerintah untuk memperbaiki tata niaga ekspor impor,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini