Bisnis program pesangon kian ramai



JAKARTA. Industri Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) mendapat angin segar dari bisnis pesangon. Mulai tahun depan, mereka akan berlomba-lomba memupuk bisnis ini.

DPLK yang dikelola Asuransi Jiwa AJB Bumiputera 1912 merupakan salah satu perusahaan yang mendapat izin mengelola Program Pensiun untuk Kompensasi Pesangon (PPUKP) tahun ini. Tidak tanggung-tanggung, DPLK Bumiputera menargetkan program pesangon bisa menyumbang seperlima dari target dana kelolaan keseluruhan tahun depan.

DPLK Bumiputera berharap, tahun depan bisa mengelola dana Rp 1 triliun. "Target di tahun 2014, produk pesangon dapat menyumbang sekitar Rp 200 miliar dari total dana kelolaan DPLK," kata Prio Adi Surono, Ketua DPLK AJB Bumiputera, dalam rilis resminya.


Hingga Oktober 2013 DPLK Bumiputera mengelola dana 21.000 peserta senilai Rp 662 miliar. Dana ini tumbuh lebih dari 200% dibanding setahun lalu yang sebesar Rp 215 miliar. Tahun lalu, DPLK ini memperoleh hasil investasi 12%.

Sembari mengejar target tahun depan, DPLK Bumiputera memperbaiki layanan. Salah satunya, mempercepat proses pembayaran dana pensiun paling lama lima hari kerja. Perusahaan ini juga berencana meningkatkan fasilitas teknologi informasi untuk memperlancar layanan pada peserta.

AJB Bumiputera akan bersaing dengan penyedia program pesangon lainnya. Manajemen Asuransi Jiwa Manulife Indonesia juga sebelumnya menargetkan program pesangon menarik dana kelolaan sekitar Rp 200 miliar selama setahun pertama.

Nur Hasan Kurniawan, Direktur Operasional DPLK Manulife, mengatakan dana kelolaan program pesangon menjadi bahan bakar pertumbuhan bisnis tahun depan. "Kami optimistis, tahun depan, dana kelolaan dapat tumbuh antara 20%-30%, dibantu dengan PPUKP yang akan kita geber," kata dia.

Daneth Fitrianto, Kepala Investasi Asosiasi DPLK, menambahkan bahwa hasil investasi tahun ini tak sebaik ekspektasi lantaran terjadi kenaikan bunga acuan Bank Indonesia (BI). "Imbal hasil akan terkoreksi. Hasil dari instrumen investasi fixed income terpengaruh juga. Namun di pasar uang tidak terlalu terpengaruh," ujar Daneth, Kamis (21/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia