Bisnis properti di separuh kedua semakin mencuat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski sejumlah kalangan menyebutkan bisnis masih lesu, penjualan properti di sepanjang semester I-2018 mulai menggeliat. Hal itu terekam dari pencapaian marketing sales atau prapenjualan sejumlah pengembang besar.

PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) misalnya, berhasil mengantongi marketing sales senilai Rp 2,99 triliun selama paruh pertama tahun ini. Pencapaian ini melesat dari periode sama tahun lalu. "Tumbuh 235% dibandingkan marketing sales semester I-2017 yang hanya Rp 898 miliar," kata Tony Rudianto kepada KONTAN, Selasa (10/7).

Pencapaian itu bahkan telah mencapai 74,75% dari target tahunan Alam Sutera. Perusahaan ini hanya mematok prapenjualan Rp 4 triliun sepanjang 2018, yang mana sebesar Rp 1,46 triliun disumbangkan oleh proyek di Kawasan Alam Sutera dan Rp 1,53 triliun berasal dari Suvarna Sutera.


Alam Sutera optimistis prospek penjualan properti di paruh kedua tahun ini semakin membaik. Namun, ASRI tak berencana mengerek target marketing sales, meski pencapaiannya sudah lebih dari separuh target.

Pada Juli 2018, ASRI berencana merilis proyek baru lagi, setelah sukses menjual apartemen low rise bertajuk Lloyd pada April lalu. Kini, apartemen yang bakal diluncurkan juga berkonsep serupa bertajuk Lloyd Signature sebanyak dua tower. Masing-masing menara memiliki lima lantai.

Sementara PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mencatatkan marketing sales sebesar Rp 3,3 triliun selama paruh pertama 2018. Jumlah itu setara 42,86% dari target tahun ini sebesar Rp 7,7 triliun. Pencapaian tersebut tumbuh 12% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Berkaca dari kinerja di semester I-2018, CTRA memandang pasar properti masih prospektif. Sehingga, target penjualan bisa terealisasi sesuai harapan. "Kalau melihat semester satu, sebenarnya yang jelek hanya penjualan di Juni saja, karena praktis cuma 10 hari kerja," kata Direktur CTRA, Tulus Santoso.

Untuk mencapai target itu, CTRA juga berencana meluncurkan proyek baru pada paruh kedua tahun ini, antara lain Citra Sirkuit Residence Sentul seluas 100 hektare (ha). Proyek tersebut digarap  bersama-sama perusahaan keluarga mantan Presiden Soeharto, sebagai pemilik lahan.

Sedangkan proyek baru kedua yang akan dikembangkan berada di Cawang, Jakarta Timur, berupa mixed use bertajuk Citra Natura Jakarta. Proyek ini akan dibangun di lahan seluas 7 ha.

Pengembang lain yang juga mencatatkan pertumbuhan penjualan adalah PT PP Properti Tbk (PPRO). Pemilik Grand Kamala Lagoon Bekasi ini membukukan marketing sales Rp 2,1 triliun, yang setara 55,2% dari target tahun ini yang mencapai Rp 3,8 triliun.

Pencapaian itu meningkat 40% dibandingkan semester I-2017 yang senilai Rp 1,5 triliun. "Jadi, penjualan di semester kedua akan lebih bergairah lagi. Meski begitu, target kami masih tetap Rp 3,8 triliun hingga akhir tahun nanti," kata Indaryanto, Direktur Keuangan PP Properti.

Sebagian besar penjualan PP Properti masih ditopang oleh penjualan secara borongan atau bulk sales. Anak usaha PT PP Tbk (PTPP) ini berhasil menjual tiga tower apartemen sekaligus kepada satu investor, pada Mei 2018. Penjualan dengan konsep serupa masih terus dijajaki pada enam bulan kedua di tahun ini.

Kendati penjualan pengembang properti rata-rata mengalami pertumbuhan, ternyata masih ada yang mencatatkan penurunan, yakni PT Summarecon Agung Tbk (SMRA). Di paruh pertama, SMRA baru mencatatkan prapenjualan senilai Rp 1,15 triliun atau 32% dari target tahun ini Rp 3,6 triliun. Penjualan SMRA itu menyusut 19,5% daripada posisi semester I-2017 yang tercatat Rp 1,43 triliun.

Summarecon Kelapa Gading menyumbang porsi 11% terhadap pencapaian marketing sales SMRA, kemudian 17% dari Summarecon Bekasi, 55% dari Summarecon Serpong, 11% dari Summarecon Bandung dan 6% dari Summarecon Karawang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati