JAKARTA. Tidak bisa dipungkiri jumlah pendengar radio siaran terus menyusut. Berdasarkan survei Nielsen 2014, pendengar radio turun hingga 3% per tahun. Sebagai media promosi atau iklan, radio hanya memiliki porsi penetrasi 30% dibanding televisi, majalah dan media lainnya. Kenyataan minat pengiklan memakai jasa radio untuk berpromosi yang menurun menjadi pil pahit yang harus para pengelola studio radio siaran. Akibatnya, omzet terjun bebas karena pengiklan minim. Miftah Sunandar, Presiden Direktur PT Miftah Putra Mandiri, perusahaan yang menaungi Radio MPM Cemerlang, tidak memungkiri bahwa dalam kondisi pelemahan ekonomi, omzet merosot tajam. “Penurunan omzet tidak hanya di radio penyiaran tapi semua bisnis media dari koran, majalah sampai televisi sama mengalami,” katanya tanpa menyebut berapa jumlah penurunan omzet. Meski demikian, operasional studio radio yang berlokasi di Jalan Arief Rahman Hakim, Kota Depok, ini masih terbilang berjalan normal. Cuma, radio ini terpaksa melakukan penyesuaian, misalnya mengurangi jumlah dan frekuensi siaran dari penyiar. Tadinya setiap dua jam sekali ada pergantian penyiar. Kini, seorang penyiar bisa memandu acara dalam beberapa sesi. “Sebelumnya ada 12 penyiar, sekarang tinggal empat penyiar,” ungkap Miftah.
Bisnis radio makin berat
JAKARTA. Tidak bisa dipungkiri jumlah pendengar radio siaran terus menyusut. Berdasarkan survei Nielsen 2014, pendengar radio turun hingga 3% per tahun. Sebagai media promosi atau iklan, radio hanya memiliki porsi penetrasi 30% dibanding televisi, majalah dan media lainnya. Kenyataan minat pengiklan memakai jasa radio untuk berpromosi yang menurun menjadi pil pahit yang harus para pengelola studio radio siaran. Akibatnya, omzet terjun bebas karena pengiklan minim. Miftah Sunandar, Presiden Direktur PT Miftah Putra Mandiri, perusahaan yang menaungi Radio MPM Cemerlang, tidak memungkiri bahwa dalam kondisi pelemahan ekonomi, omzet merosot tajam. “Penurunan omzet tidak hanya di radio penyiaran tapi semua bisnis media dari koran, majalah sampai televisi sama mengalami,” katanya tanpa menyebut berapa jumlah penurunan omzet. Meski demikian, operasional studio radio yang berlokasi di Jalan Arief Rahman Hakim, Kota Depok, ini masih terbilang berjalan normal. Cuma, radio ini terpaksa melakukan penyesuaian, misalnya mengurangi jumlah dan frekuensi siaran dari penyiar. Tadinya setiap dua jam sekali ada pergantian penyiar. Kini, seorang penyiar bisa memandu acara dalam beberapa sesi. “Sebelumnya ada 12 penyiar, sekarang tinggal empat penyiar,” ungkap Miftah.