Bisnis RDN Kian Merekah, Dana Nasabah Bank Mulai Beralih ke Investasi Non Bank?



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Dana nasabah bank mulai beralih ke investasi non bank. Itu tercermin dari peningkatan jumlah Rekening dana nasabah (RDN). Alhasil, dana pihak ketiga (DPK) bank semakin tumbuh melambat.

Kendati begitu, peralihan itu tak merugikan bank. Karena di saat yang sama, bank bisa dapat kenaikan Fee Based Income (FBI) dari transaksi investasi.

Bank Indonesia (BI) mencatat penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Agustus 2024 tercatat sebesar Rp8.364,7 triliun, atau tumbuh 6,8% year on year (yoy). Lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tumbuh 7,7% yoy.


Adapun Berdasakan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), tercatat total jumlah investor pasar modal, reksadana, saham dan surat berharga lainnya sebanyak 33,60 juta per Agustus 2024. Jumlah ini meningkat 18,64% secara tahunan dari 28,32 juta investor pada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Mirae Asset dan DBS Rilis Layanan Rekening Dana Nasabah (RDN)

Sementara saat ini terdapat 26 bank yang menjadi administrator rekening dana nasabah (RDN) dan bertindak sebagai bank kustodian. Perkembangan ini sejalan dengan realisasi pertumbuhan RDN di perbankan.

PT Bank Mandiri misalnya, telah memiliki kerja sama RDN dengan 73 Perusahaan Efek. Melalui kerja sama dengan 73 Perusahaan Efek tersebut, jumlah investor pemilik RDN di Bank Mandiri terus meningkat, atau tumbuh 21,9% secara year to date (YtD) secara jumlah rekening, dan tumbuh 29,0% YtD secara balance rekening.

"Peningkatan portolio balance RDN ini berkontribusi 1,4% pada portfolio tabungan Bank Mandiri dan berkontribusi 1,2% pada pendapatan tabungan Bank Mandiri," kata kata SVP Retail Deposit Product and Solution Bank Mandiri Evi Dempowati kepada kontan.co.id, Jumat (27/9).

Pihaknya pun memproyeksikan pertumbuhan RDN hingga akhir tahun 2024 akan terus meningkat, dengan target pertumbuhan 30% secara year on year (YoY).

Evi menerangkan, strategi yang pihaknya terapkan adalah terus berupaya memberikan layanan  terbaik kepada investor dan Perusahaan Efek, serta senantiasa melakukan berbagai inovasi perbankan yang berfokus dalam memberikan kemudahan dan keamanan pembukaan rekening maupun bertransaksi bagi investor dan Perusahaan Efek.

"Salah satunya melalui channel Livin’ by Mandiri, dimana nasabah langsung dapat melakukan pembukaan RDN Perusahaan Efek terpilih hanya dalam 10 menit yang langsung bisa ditransaksikan, dan cek seluruh portofolio serta penarikan dapat dilakukan melalui Livin’ by Mandiri," imbuhnya.

Adapun pendapatan selain bunga bank atau fee based income bank Mandiri per Juli 2024 tercatat meningkat 6,21% yoy mencapai Rp 18,00 triliun. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 14,52% mencapai Rp 1.514 triliun.

Bank besar lain juga terlihat mencatatkan pertumbuhan pendapatan non bunga lebih besar dibandingkan dengan DPK. Bank BRI misalnya, mencatatkan pertumbuhan pendapatan non bunga 36,96% yoy mencapai Rp 36,53 triliun pada Agustus 2024. Sedangkan DPK tercatat hanya tumbuh 7,55% yoy mencapai Rp 1.510 triliun.

Selanjutnya ada Bank BNI yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan non bunga sebesar 15,91% yoy mencapai Rp 13,56 triliun. Adapun DPK tercatat tumbuh 8,01% mencapai Rp 874,20 triliun.

Sementara, Bank BCA mencatatkan pertumbuhan non bunga 4,69% mencapai Rp 15,36 triliun. Sedangkan himpunan dana pihak ketiga perseroan tumbuh 4,91% mencapai Rp 1.160 triliun.

Senada, Direktur Wealth and Personal Banking PT Bank HSBC Indonesia,  Lanny Hendra mengatakan, tren pertumbuhan nasabah wealth management sejalan dengan meningkatnya jumlah RDN di HSBC Indonesia.

"Trennya terus meningkat, yang sudah punya portofolio mereka terus menambah investasinya, dan menjualnya juga. Oportunity tidak terlalu besar, tapi kami bakal konsisten tumbuh double digit tahun ini," kata Lanny.

Lanny menjelaskan, sebagai bank yang fokus menyasar segmen affluent, pihaknya tidak hanya terpaku untuk menjual produk, tetapi juga fokus memberikan solusi atas kebutuhan nasabah premiumnya.

Baca Juga: Perbankan Memburu Dana Murah Lewat Bisnis Payroll

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati