Bisnis realestat sepi, kekayaan taipan merosot



Krisis ekonomi global mampu merontokkan kekayaan para miliarder Hong Kong. Perlambatan ekonomi China dalam tiga kuartal terakhir memberikan efek ke para taipan. Penurunan paling besar datang dari bisnis properti dan realestat. Taipan yang kaya dari investasi pun terpapar penurunan harga saham sepanjang tahun lalu. Namun, bisnis ritel masih menjadi juara dan kebal dari krisis. Ini terbukti dengan munculnya orang-orang kaya baru dari sektor ini.

Suramnya kondisi ekonomi global mempengaruhi kekayaan taipan-taipan Hong Kong. Tahun ini, total kekayaan 40 orang terkaya Hong Kong turun 7% menjadi US$ 151 miliar. Standar minimum masuk daftar 40 orang terkaya versi majalah Forbes pun diturunkan menjadi US$ 950 juta.

Tahun ini 24 orang keluar dari daftar, tiga posisi tak berubah, enam konglomerat naik peringkat, enam pendatang baru, dan satu orang lama kembali masuk daftar. Adalah taipan real estate Li Ka-shing yang terpaksa kehilangan 8% kekayaan. Namun, melorotnya kekayaan duda beranak dua itu tetap menempatkannya sebagai orang paling kaya se-Hong Kong.


Forbes merilis, Li Ka-shing membelanjakan banyak modal untuk mengakuisisi Northumbrian Water, sebuah perusahaan penyuplai air di Inggris utara senilai US$ 3,9 miliar, belum genap setahun setelah ia membeli UK Power Network US$ 9,1 miliar.

Lee Shau Kee, bos besar perusahaan realestat Henderson Land menyalip posisi kedua dari keluarga Kwok. Kwok sekeluarga harus puas duduk di posisi ketiga.

Meski profit usaha keluarga Kwok membubung tinggi tahun lalu, para investor yang ketar-ketir dengan kondisi penjualan, memaksa saham Sun Hung Kai Properties anjlok 25% setahun terakhir. Perusahaan itu tertekan perubahan kebijakan tanah di China. Alhasil, Kwok harus mengubah kebijakan dan harga di bank tanah yang membentang seluas 86 juta meter persegi di China. Tiga besar daftar orang terkaya di Hong Kong ini mencatat penurunan kekayaan dibanding tahun lalu.

Di tengah keresahan Kwok bersaudara, muncul Cheng Yu-tung yang melesat ke posisi empat. Konglomerat hotel, infrastruktur, realestat, dan ritel itu mendapat tambahan kekayaan US$ 7 miliar setelah jaringan bisnis miliknya, Chow Tai Fook Jewelry sukses melantai di bursa bulan lalu.

Momentum penawaran saham perdana (IPO) itu berhasil menutup kerugian finansial unit bisnis hotel, infrastruktur, dan jaringan realestat New World Development yang rugi 50% akibat perlambatan pertumbuhan properti yang dialami semua pengembang China dan Hong Kong.

Penjualan saham perdana juga berhasil mengerek kekayaan pendatang baru Pansy Ho. Anak tertua Stanley Ho, sang pemilik kerajaan bisnis transportasi Shun Tak Holding dan MGM China, masuk jajaran orang terkaya Hong Kong pada posisi 12.

Bisnis ritel menjadi bisnis yang lebih kebal krisis. Francis Choi menggarap ritel jam tangan. Silas Chou, salah satu pendatang baru menggarap bisnis ritel fesyen Michael Kors. Suami-istri Simon dan Eleanor Kwok pun masuk daftar dengan bisnis jaringan kosmetik. Kasino dan hotel tentu saja menjadi salah satu bisnis yang juga masih bersinar.

Editor: Catur Ari