KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis remitansi di tahun 2018 diproyeksi oleh sejumlah bank masih punya ceruk untuk tumbuh. Namun, tak sedikit pula bank yang belum mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Meski begitu, sampai dengan semester I-2018 bisnis kirim uang ke luar negeri ini tetap mengalami kenaikan.

PT Bank Mandiri Tbk misalnya, sampai dengan pertengahan tahun ini secara total bisnis remitansi baru tumbuh 2,5% dibandingkan pencapaian pada periode tahun 2017 lalu.

Trilaksito Singgih Hudanendra, SVP Consumer Deposits Bank Mandiri mengatakan masih pelannya pertumbuhan bisnis ini dikarenakan transaksi yang masuk atau incoming transfer relatif stagnan.

"Untuk tahun 2017 sampai 2018 secara total bisnis remitansi tumbuh 2,5%. Untuk transaksi incoming relatif stagnan, yang didorong transaksi outgoing," ujar Trilaksito kepada Kontan.co.id, Kamis (9/8).

Singgih melanjutkan, kendati tidak mematok target khusus untuk bisnis ini. Pihaknya telah menyusun sejumah strategi guna mendorong bisnis remitansi.

Beberapa diantaranya antara lain melalui akuisisi partner remitansi di sejumlah negara, serta melakukan edukasi keuangan (inklusi keuangan) dan pembentukan komunitas tenaga kerja Indonesia (TKI) melalui Mandiri Sahabatku.

Tak hanya Bank Mandiri yang bisnis remitansinya tumbuh tipis. PT Bank CIMB Niaga Tbk juga mencatatkan pertumbuhan bisnis jasa kirim uang yang stagnan.

Head of Transaction Banking CIMB Niaga Andrew Suhadinata menyebut sampai dengan pertengahan tahun bisnis remitansi perseroan hanya meningkat 1%. Adapun, salah satu negara dengan transaksi terbesar berasal dari negeri jiran Malaysia.

"Ke depannya, dengan kondisi yang lebih baik kami harapkan volume dapat meningkat lebih tinggi," singkatnya. Sayang, bank yang terafiliasi dengan grup CIMB ini belum dapat merinci besaran nilai transaksi remitansi saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Agung Jatmiko