Bisnis remitansi bank pelat merah masih tumbuh hingga Agustus



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis remitansi atau pengiriman uang dari dan ke keluar negeri sejumlah bank tercatat mengalami pertumbuhan hingga Agustus 2021. Pertumbuhan itu sejalan dengan inovasi-inovasi digital yang gencar dilakukan bank di tengah pandemi Covid-19.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya, mencatatkan frekuensi dan volume transaksi remitansi tumbuh sekitar 5% secara year on year (yoy) hingga Agustus 2021. 

Direktur Treasury & Internasional BNI, Henry Panjaitan mengungkapkan, jumlah transaksi remitansi BNI pada periode tersebut mencapai 2,9 juta dengan volume lebih dari US$ 50 miliar. Dari situ, perseroan mengantongi pendapatan fee atau fee based income Rp 125 miliar. 


"Pertumbuhan remitansi BNI ini didukung oleh digitalisasi pada aplikasi front-end para partner BNI di Korea Selatan, Taiwan dan Singapura, serta pemanfaatan teknologi blockchain dengan bermintra bersama JP Morgan," jelas Henry kepada Kontan.co.id, Kamis (16/9). 

Baca Juga: BI berencana perluas kerja sama local currency settlement di sejumlah negara ini

Selain itu, pertumbuhan itu juga didukung oleh akuisisi nasabah baru platform digital BNI baik BNI Direct maupun BNI Mobile Banking sehingga memberi akses yang memudahkan nasabah untuk melakukan international remittance. 

Lalu, kolaborasi dengan partner juga semakin kuat dimana saat ini perseroan sudah bekerjasama dengan 1.400 bank koresponden di seluruh dunia  dan lebih dari 100 partner remittance non-bank. 

Berbagai inovasi digital sudah dilakukan BNI dalam menjalankan bisnis ini seperti merilis fitur/layanan International remittance di BNI Direct dan BNI Mobile Banking. 

"BNI juga akan melengkapi fitur tracking menggunakan teknologi SWIFT GPI yang memungkinkan nasabah mengetahui status transfer secara realtime. Saat ini BNI telah bekerjasama dengan lebih dari 100 partner non-bank. Beberapa di antaranya telah meng-upgrade bisnis modelnya ke arah fintech seperti  Ria Money dan PayPal," tambah Henry.

Sementara Bank Mandiri masih mencatat penurunan jumlah transaksi remitansi ritel sebesar 5% YoY karena dampak pembatasan kegiatan baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Namun, volume transaksinya justru meningkat sebesar 40% YoY. FBI yang didapat perseroan tumbuh sekitar 1%.

SVP Retail Deposit Products and Solution Mandiri Evi Dempowati mengatakan, jumlah transaksi turun namun volume naik disebabkan perubahan pola transaksi nasabah dalam menghadapi pembatasan.  "Nasabah cenderung menggabungkan beberapa transaksi yang biasa dilakukan menjadi satu kali pengiriman. Hal ini terlihat dari transaksi remitansi Pekerja Migran Indonesia dimana rata-rata volume per transaksi meningkat ~45% dibanding sebelum pandemi," jelas Evi.

Hingga akhir tahun, Bank Mandiri menargetkan transaksi remitansi masih dapat tumbuh 5% yoy.  Pertumbuhan ini berasal dari transaksi partner-partner baru perseroan yang telah selesai melakukan integrasi sistem.

Untuk transaksi inbound remittance, Bank Mandiri telah memiliki layanan Open API gateway yang dapat digunakan oleh partner-partner untuk mempermudah akses ke layanan Bank Mandiri baik untuk partner maupun nasabah. 

Baca Juga: BI: Kerja sama LCS bisa digunakan untuk transaksi ritel di sektor pariwisata

Ke depan, Bank Mandiri akan merilis fitur outbound remittance di Livin. Saat ini sedang dalam pengembangan aplikasi dan ditargetkan akan dirilis tahun 2022. 

Adapun PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) berhasil menorehkan pertumbuhan jumlah dan volume transaksi remitansi masing-masing 5% yoy hingga Agustus. Fee based income yang didapat bank ini dari bisnis tersebut tumbuh 3% yoy.

BRI optimistis sampai akhir tahun pertumbuhannya bisa lebih tinggi lagi sejalan dengan penurunan kasus Covid-19 dan tren pelonggaran aktivitas di berbagai negara tujuan pekerja migran Indonesia. 

"Selain itu pertumbuhan juga akan ditopang oleh ekspansi kerjasama yang dilakukan dengan counterpart pengiriman uang di negara dengan potensi PMI yang tinggi seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Korea Selatan, Jepang, KSA, UAE, Taiwan dan Hong-Kong," kata Aestika Oryza Sekretaris Perusahaan BRI. 

Untuk mendorong pertumbuhan bisnis ini ke depan, BRI sudah bekerjasama dengan lebih dari 90 counterpart remitansi dan fintech di berbagai negara  hingga Agustus. Aest bilang, aplikasi counterpart dan fintech tersebut telah terintegrasi Host to Host dengan BRI dan dapat digunakan oleh pekerja migran untuk mengirimkan uang secara real time online.

Selanjutnya: Bank Mandiri mendorong kredit payroll untuk mengangkat kredit konsumsi tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi