KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pertumbuhan bisnis remitansi perbankan tanah air menunjukkan tren positif sepanjang tahun 2023. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan pengiriman uang internasional di dunia yang tumbuh sebesar 3% secara tahunan (YoY) menjadi US$ 860 miliar pada tahun 2023. Jumlah pengiriman uang ini merupakan angka tertinggi sepanjang masa selama tiga tahun berturut-turut. Momen hari raya keagamaan menjadi salah satu faktor pendorong bisnis remitansi perbankan yang meningkat di tahun 2023. Hal ini dibenarkan oleh para bankir.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya, yang mencatatkan transaksi remitansi hingga akhir tahun 2023 mencapai lebih dari US$ 20 miliar atau setara dengan Rp 309,30 triliun (estimasi kurs Rp15.465) dengan frekuensi mencapai sekitar 800.000 transaksi. Senior Vice President Retail Deposit Products and Solution Bank Mandiri Evi Dempowati mengatakan, transaksi remitansi tersebut mayoritas dilakukan nasabah individu dan masih didominasi oleh pengiriman uang dari diaspora ataupun pekerja migran Indonesia yang tinggal atau bekerja di luar negeri (incoming). "Umumnya uang yang dikirim ini akan digunakan untuk kebutuhan keluarga mereka di Indonesia. Nilai pengiriman uang ini akan meningkat terutama saat-saat bulan mendekati Hari Raya Idul Fitri yakni di antara Maret sampai dengan Mei," kata Evi kepada Kontan, Selasa (2/1).
Baca Juga: Bank Dunia Catat Volume Bisnis Remitansi Tembus US$ 860 Miliar Sepanjang 2023 Berdasarkan pengamatan Bank Mandiri selama tiga tahun terakhir, Evi menyebut, rata-rata volume pengiriman uang di bulan tersebut naik sekitar 40% sampai 50% dari bulan biasa. Selain itu, ada kecenderungan kenaikan di bulan Agustus-September sekitar 20% sampai 30% yang biasanya bertepatan dengan pembayaran uang pangkal dan semester untuk perkuliahan. Meski demikian, Evi mengatakan, dari sisi frekuensi umumnya tidak ada peningkatan signifikan. "Sehingga ini mengindikasikan bahwa di bulan mendekati Idul Fitri dan tahun ajaran baru perkuliahan tersebut para diaspora/PMI memang meningkatkan nilai pengiriman dari bulan biasanya," kata dia. Adapun pendapatan berbasis komisi yang dihasilkan dari transaksi remitansi Bank Mandiri pada tahun 2023 diperkirakan tumbuh sekitar 5% dari posisi tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong juga semakin membaiknya perekonomian pasca Covid-19 dan peluncuran fitur baru transfer valas di Livin by Mandiri. Senada, EVP Corporate Communication & Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk Hera F Haryn juga mengatakan, kenaikan volume transaksi remitansi terjadi saat hari raya keagamaan. "Pertumbuhan layanan remitansi tersebar merata di berbagai periode sepanjang 2023, termasuk pada hari raya keagamaan seperti Idulfitri dan Natal," kata dia kepada Kontan, Selasa (2/1). Hera merinci per November 2023, transaksi mata uang lokal atau local currency settlement (LCS) yang dilayani BCA meningkat lebih dari 40% YoY pada tahun 2023 dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan transaksi perdagangan internasional terutama didorong oleh transaksi dengan negara Malaysia, Thailand, Jepang, dan Tiongkok juga terus bertumbuh. "Capaian tersebut sejalan dengan respons yang baik dari nasabah dalam layanan remitansi BCA tercermin dari tingginya transaksi remitansi via e-channel BCA, seperti KlikBCA Individu dan KlikBCA Bisnis," kata Hera. Hera juga menyebut, pihaknya berkomitmen untuk terus menjaga kerja sama dengan bank koresponden. Selain itu, BCA tidak menutup kemungkinan untuk berkolaborasi bersama fintech maupun penyedia layanan remitansi non-bank untuk memenuhi kebutuhan transaksi remitansi nasabah. Sebagai informasi, Per 15 Desember, nasabah dapat menikmati kemudahan transaksi remitansi via aplikasi myBCA. Nantinya aplikasi ini juga turut dilengkapi dengan fitur upload dokumen underlying untuk transaksi remitansi dengan nominal diatas threshold sesuai ketentuan.
Baca Juga: Perbankan Menjaring Cuan dari Bisnis Remitansi di Akhir Tahun Sementara, Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Agustya Hendy Bernadi mengatakan, kinerja transaksi bisnis remitansi BRI sampai dengan November 2023 mencatatkan kinerja impresif. BRI berhasil mencacatkan pertumbuhan jumlah transaksi sebesar 20% YoY dibanding tahun lalu. "Bisnis remitansi ini salah satunya didorong oleh transaksi pembayaran biaya pendidikan di luar negeri, dan juga diaspora Indonesia yang ada di luar negeri yang biasa mengirimkan uang kepada keluarganya di Indonesia saat momen-momen hari raya itu meningkat," kata Hendy kepada Kontan belum lama ini. Kenaikan transaksi tersebut diikuti dengan kenaikan jumlah pendapatan berbasis fee dan volume remitansi yang masing-masing naik sebesar 25% dan 18% terhadap periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun koridor yang menjadi motor pertumbuhan bisnis remitansi BRI adalah koridor Taiwan, Malaysia dan Arab Saudi yang masing-masing mengalami pertumbuhan diatas double digit secara tahunan. "BRI berhasil membukukan pendapatan berbasis komisi dari bisnis remitansi sebesar 25% secara yoy. Hasil tersebut berhasil mencatatkan rekor tertinggi untuk pendapatan bisnis remitansi BRI," kata Hendy. Ke depan, Hendy menyebut BRI tetap dapat tumbuh sesuai dengan target yang telah ditetapkan dan juga secara konsisten terus memperluas jaringan dengan cara menambah jumlah kerjasama baru. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat