Bisnis Remittance Mandiri dan BNI Berlari Kencang



JAKARTA. Perbankan punya "mainan" baru yang terasa manis, yakni bisnis transaksi pengiriman uang (remittance). Bien Subiantoro, Direktur Treasury dan Internasional mengatakan, pada triwulan pertama ini total transaksi remittance BNI mencapai US$ 15 miliar, lebih tinggi 25% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Menurut Bien, tingginya transaksi remittance ini merupakan hasil dari agresivitas BNI mengembangkan jaringan. Sampai saat ini BNI memiliki cabang di luar negeri yang beroperasi penuh di lima kota besar dunia. Yakni London, Tokyo, Singapore, Hong Kong, New York. Selain itu, BNI juga mempunyai anak perusahaan bernama BNI Remittance Limited di Hong Kong yang mempunyai 4 outlet.


Di Timur Tengah, BNI mengoperasikan remittance representative di Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait. Di kawasan Asia, bank berlogo angka 46 ini membuka kantor di Malaysia, Korea Selatan dan Taiwan. BNI juga menggandeng lebih dari 1.300 bank koresponden di seluruh dunia.

Bank Mandiri juga mencicipi manisnya remittance. Direktur Treasury dan International Banking Thomas Arifin menjelaskan, sampai kuartal I 2010, incoming remittance Mandiri sebanyak 140.000 transaksi senilai US$ 7 miliar. Sementara outgoing remittance sebanyak 77.000 transaksi dengan nilai US$ 9 miliar. Sehingga total remittance sampai sebanyak 217.000 transaksi senilai US$ 16 miliar.

Tahun ini, Mandiri menargetkan bisnis remittance tumbuh 25%. Sekadar perbandingan, akhir Desember 2009 remittance Bank Mandiri mencapai 1,5 juta transaksi senilai US$ 59 miliar. "Incoming remittance sebanyak 1,1 juta transaksi senilai US$ 26 miliar dan outgoing remittance 355.000 transaksi senilai US$ 33 miliar," tutur Thomas.

Beberapa tahun terakhir segmen bisnis ini tumbuh pesat. Ekspansi jaringan di luar negeri dan memperbanyak kerjasama menjadi kunci pertumbuhan bisnis ini. Pada Februari lalu, Mandiri menggandeng State Bank of India (SBI) untuk pengiriman rupee dan dollar AS. Dari sinergi ini, Mandiri menargetkan transaksi senilai US$ 3 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa