JAKARTA. Bisnis ritel menjadi sektor yang paling terpukul jika pemerintah jadi menaikan tarif dasar listrik (TDL) sebesar 15% pada tahun 2012 nanti. Maklum, kebutuhan listrik di mall atau department store mencapai lebih dari 50% dari total pengeluaran perusahaan.Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo) yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Sarinah Jimmy mengatakan, biaya listrik menjadi komponen utama dalam struktur biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. "Kalau TDL naik, dampaknya akan sangat terasa," kata Jimmy M Rifai Gani, Minggu (22/5).Penggunaan listrik di mall atau department store sangat besar terutama dipergunakan untuk Air Conditioner (AC) dan lampu-lampu penerangan. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk listrik bagi bisnis ritel bisa terlihat dari pengeluaran setiap gerai Sarinah per bulan yang mencapai Rp 1 miliar lebih. Jika kenaikan TDL ditetapkan sebesar 15%, maka biaya yang tambahan yang harus dikeluarkan dalam satu tahun bisa mencapai sekitar Rp 2 miliar. Jimmy mengatakan asosiasi sendiri belum membahas secara khusus mengenai sikap yang akan ditempuh menanggapi rencana pemerintah menaikan TDL pada tahun depan. Namun dia berharap kenaikan yang dilakukan masih dibawah tingkat inflasi. "Saya rasa usulan dari Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) yang meminta kenaikan maksimal 5% cukup relevan," kata Jimmy.Meski demikian jika kenaikan TDL jadi dilakukan, maka bisnis ritel terpaksa melakukan beberapa langkah seperti menaikan service charge yang dibebankan kepada tenant. Selama ini kenaikan biaya yang wajar menurutnya mengacu pada tingkat inflasi yang terjadi. Selain itu, Jimmy mengatakan bukan tidak mungkin mereka menaikan harga barang-barang yang dijual untuk menutup kenaikan pengeluaran. Namun hal itu menurutnya tidak akan dilakukan serta merta karena harus disesuaikan dengan daya beli masyarakat juga.Sekedar informasi, pemerintah berencana menaikan TDL pada tahun 2012 nanti sebesar 15%. Rencana itu disampaikan oleh Menteri Keuangan untuk RAPBN 2012 dalam rapat kabinet. Dengan menaikan TDL, pemerintah bisa berhemat sebesar Rp 15 triliun.Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Bidang Pemberdayaan Wilayah, Jimanto mengatakan ritel merupakan salah satu sektor industri padat energi yang bakal terpukul dengan rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL). Jimanto mengatakan langkah yang bisa ditempuh oleh para pengusaha adalah dengan menaikan harga beli. Tapi sayangnya, hal itu tidak mudah untuk dilakukan karena harus melihat daya beli masyarakat. Selain itu, mereka juga perlu memperhatikan produk pesaingnya. "Jika terlalu mahal, tidak akan memiliki daya saing," kata Jimanto.Untuk itu, Jimanto mengatakan para pengusaha ritel kemungkinan besar akan memangkas margin keuntungannya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bisnis ritel paling terpukul jika TDL naik 15%
JAKARTA. Bisnis ritel menjadi sektor yang paling terpukul jika pemerintah jadi menaikan tarif dasar listrik (TDL) sebesar 15% pada tahun 2012 nanti. Maklum, kebutuhan listrik di mall atau department store mencapai lebih dari 50% dari total pengeluaran perusahaan.Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo) yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Sarinah Jimmy mengatakan, biaya listrik menjadi komponen utama dalam struktur biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. "Kalau TDL naik, dampaknya akan sangat terasa," kata Jimmy M Rifai Gani, Minggu (22/5).Penggunaan listrik di mall atau department store sangat besar terutama dipergunakan untuk Air Conditioner (AC) dan lampu-lampu penerangan. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk listrik bagi bisnis ritel bisa terlihat dari pengeluaran setiap gerai Sarinah per bulan yang mencapai Rp 1 miliar lebih. Jika kenaikan TDL ditetapkan sebesar 15%, maka biaya yang tambahan yang harus dikeluarkan dalam satu tahun bisa mencapai sekitar Rp 2 miliar. Jimmy mengatakan asosiasi sendiri belum membahas secara khusus mengenai sikap yang akan ditempuh menanggapi rencana pemerintah menaikan TDL pada tahun depan. Namun dia berharap kenaikan yang dilakukan masih dibawah tingkat inflasi. "Saya rasa usulan dari Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) yang meminta kenaikan maksimal 5% cukup relevan," kata Jimmy.Meski demikian jika kenaikan TDL jadi dilakukan, maka bisnis ritel terpaksa melakukan beberapa langkah seperti menaikan service charge yang dibebankan kepada tenant. Selama ini kenaikan biaya yang wajar menurutnya mengacu pada tingkat inflasi yang terjadi. Selain itu, Jimmy mengatakan bukan tidak mungkin mereka menaikan harga barang-barang yang dijual untuk menutup kenaikan pengeluaran. Namun hal itu menurutnya tidak akan dilakukan serta merta karena harus disesuaikan dengan daya beli masyarakat juga.Sekedar informasi, pemerintah berencana menaikan TDL pada tahun 2012 nanti sebesar 15%. Rencana itu disampaikan oleh Menteri Keuangan untuk RAPBN 2012 dalam rapat kabinet. Dengan menaikan TDL, pemerintah bisa berhemat sebesar Rp 15 triliun.Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Bidang Pemberdayaan Wilayah, Jimanto mengatakan ritel merupakan salah satu sektor industri padat energi yang bakal terpukul dengan rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL). Jimanto mengatakan langkah yang bisa ditempuh oleh para pengusaha adalah dengan menaikan harga beli. Tapi sayangnya, hal itu tidak mudah untuk dilakukan karena harus melihat daya beli masyarakat. Selain itu, mereka juga perlu memperhatikan produk pesaingnya. "Jika terlalu mahal, tidak akan memiliki daya saing," kata Jimanto.Untuk itu, Jimanto mengatakan para pengusaha ritel kemungkinan besar akan memangkas margin keuntungannya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News